❤ DM - 25 ❤

2.5K 130 1
                                    

Bismillah... 🤗
❤ Happy Reading Guys 😍🤗

Aku dan Zafran sangat menikmati lagu yang kami nyayikan. Ini kali pertama  Zafran menatapku dan tersenyum walau hanya sesaat, tapi aku merasa sangat bahagia.

Di akhir lirik, aku melihat kearah depan dan nampaknya Yusril baru saja datang. Dia terlihat sangat tampan seperti biasa, jas, rompi, kemeja dan rambut yang selalu tertata rapi.

Yusril melihat kearahku dan tepat saat Zafran merangkulku. Entah Zafran reflect atau bagaimana? Aku tidak mengerti, satu hal  yang aku tahu Yusril nampak tidak suka.

Yusril langsung beranjak kearah luar, padahal dia baru saja tiba. Zafran tersenyum lagi padaku dan aku pun membalas senyumnya.

Segera aku menuruni tangga, karena hiburannya telah selesai. Aku menghampiri Vindy dan duduk kembali disampingnya.

"Cie... cie..." ledek Vindy.

"Apa sih!" Tukasku.

Aku tak mengerti  dengan perasaanku, tiba-tiba saja aku merasa tidak enak pada Yusril. Padahal aku baru saja berduet dengan Zafran lelaki pujaanku dan Zafran tersenyum serta merangkulku saat diatas panggung tadi. Aku tak merasa sebahagia saat bersama Yusril ketika bersama dengan Zafran atau pun Gerald.

✏✏✏

Seminar telah selesai dan kami pun beranjak keluar meninggalkan tempat itu.

Aku dan Vindy berjalan dipinggir jalan untuk menuju halte.

"Nay, ih hp aku ketinggalan di kursi tadi nampaknya Nay. Kau tunggu sebentar disini Nay," tutur Vindy panik dan berlari masuk kedalam ruangan tempat diselenggarakan seminar tadi.

Aku hanya mengehela nafas melihat sikap Vindy. Seseorang dari belakang menarikku keras dan secara bersamaan kami terjatuh ditepi jalan. Tangan lelaki itu terbentur keras ketika menjadi alas kepalaku yang nyaris terbentur trotoar jalan.

Wajahnya terlihat merintih menahan sakit, segera aku bangun dan aku sangat terkejut dengan kejadian ini.

Dia baru saja menyelamatkanku dari maut, sebuah mobil nyaris menyerempetku jika tidak ada lelaki tadi menolongku.

"Yusril, terima kasih... tanganmu berdarah. Ayo kita kerumah sakit obati tanganmu," ujarku merasa tidak enak.

"Berhati-hatilah,  permisi..." kata Yusril dingin dan berlalu dengan punggung tangan yang berdarah.

"Eh Nay, cie cakap apa kau dengan bang ucok tadi?" Tutur Vindy terkekeh.

"Tadi aku nyaris terserempet mobil dan syukur dia datangan menolongku. Punggung tangannya terluka," jelasku singkat dengan nada cemas.

"Lalu kenapa tak kau obati anggap saja itu ucapan terima kasih tau untuk dia," usul Vindy.

"Sudahlah," jawabku singkat dengan memanyunkan bibirku dan melanjutkan langkahku.

Vindy mengimbangi langkahku hingga kami tiba disebuah halte dan duduk. Tak ada obrolan antara aku dan Vindy.

"Ayo Nay, busnya sudah datang." Ajak Vindy menarik tanganku.

"Hmmmm..." sahutku berdehem singkat sambil tersenyum kecil.

✏✏✏

Dear Makmum | I Love You [COMPLETED]Where stories live. Discover now