bisikkan pada gagak-gagak kesepian
sekrup-sekrup kepalaku meredup
bersiap-siaplah membawa kabar
pada orang-orang tersayang yang
nun jauh di pulau seberang sana.beri tahu pada kunang-kunang pelit
sekrup-sekrup kepalaku telah korslet
izinkan cawanku membawa pulang
segenggam kiranamu yang terang
jikalau enggan, maka tidak apa-apa.perintahkan pada sekawanan serigala
untuk menggali lubang yang cukup besar
tepat dihalaman belakang rumahku
sebab sekrup-sekrup kepalaku kini sekarat
sebentar lagi aku akan melebur bersama butala.suruhlah kelinci-kelinci manis
berjaga di depan pintu sebab
aku butuh telinga mereka
untuk senantiasa mendengar bisik lirih
jangan lupa sampaikan pada burung hantu
untuk mengungumkan matinya sekrup-sekrup kepalaku.minta kepada buku-buku tua dan kopi-kopi pahit
untuk tidak menangis meraung-raung atas
kepergianku sebab sudah ku sisipkan rasa kagumku
pada halaman-halaman usang serta
afeksiku pada tiap-tiap tetes yang mendingin
aku akan tetap hidup, dapat menjelma apa saja
tanpa kekalutan akan matinya sekrup-sekrup kepalaku
jangan khawatir, aku tidak akan benar-benar pergi, kok.sudahku beri pesan-pesan teruntuk
kalian-kalian tersayang, harap laksanakan ya,
sebab bibirku kini terlanjur kelu, bahkan
tuk mengucap selamat tinggalpun tak mampu
maaf ya, sekrup-sekrup kepalaku bukanlah
sesuatu yang abadi, begitu pula aku.(sekrup-sekrup kepala)
YOU ARE READING
dikekang nestapa
Poetrypada puisi-puisi nona sembunyikan tatkala tengah dikekang nestapa, sepatutnya tak kau bakar dan raibkan sebab puisi-puisinya adalah saksi akan derita yang pernah mampir memporak-porandakkan sang nona begitu hebatnya. (sehimpun puisi. versi baru.)