peron-peron itu menggigil kedinginan
mengais-ngais kenang yang tak lekang masa
diantara reuni-reuni yang berujung haru
dan perpisahan yang berujung lara huru-hara,kereta-kereta itu dungu akan arah pulang
pelancong-pelancong yang enggan kembali
para pengelana yang berlabuh ke kota mimpi
mencari tempat pulang laiknya kampung halaman,kepala-kepala mereka berkabut abu-abu
kapan akan pulang?
dimana akan pulang?
adakah yang menunggu
tatkala tujuan telah didepan mata?
adakah yang menyambut kembali tatkala
rumah tak lagi menjadi abu-abu tuk digapai?
dapatkah kembali tatkala remukan raga sudah
terlanjur tersesat diantah berantah yang tak berujung?;apakah makna
sebenarnya dari kata pulang?peron-peron yang menggigil kedinginan
pelancong yang buta arah tak ada tuju
pengelana yang berlabuh pada yang tiada,
tergugu;terkantuk-kantuk;mencari;jawab.(peron-peron yang menggigil kedinginan)
DU LIEST GERADE
dikekang nestapa
Poesiepada puisi-puisi nona sembunyikan tatkala tengah dikekang nestapa, sepatutnya tak kau bakar dan raibkan sebab puisi-puisinya adalah saksi akan derita yang pernah mampir memporak-porandakkan sang nona begitu hebatnya. (sehimpun puisi. versi baru.)