daripada berkeluh kesah tak habis-habis
kenapa tak berusaha saja mengambil hikmah
dari wabah yang buatmu suntuk tiada tara,
kau berkali-kali menggerutu tanpa henti sebab
tak bisa keluar, menemui kawan atau kekasih,
padahal tuhan sudah bilang untuk benar-benar pulang,barangkali keapatisanmu akan sanak saudaramu
haruslah berakhir hari ini, selagi tuhan beri kesempatan,
kenapa tak coba untuk kembali berbaur selayaknya keluarga
hancurkan segala sekat yang buatmu sungkan tuk menyapa
rekatkan kembali yojana yang kau urai sedemikian jauhnya,
sudah, redam dulu segala ego dan kesal yang menumpuk
dan coba bangun konversasi yang sudah lama punah dari rutinitasmu
barangkali kau tak tahu, kalau ibundamu merindu
barangkali kau tak paham, kalau adikmu malu menanya kabar,
barangkali kau tak sadar, kalau ayahmu ingin sekali berbincang,sudahi saja semua ego yang
kau bangun tinggi-tinggi
sudah waktunya bagimu tuk
pulang yang benar-benar pulang.(pulang yang benar-benar pulang)
YOU ARE READING
dikekang nestapa
Poetrypada puisi-puisi nona sembunyikan tatkala tengah dikekang nestapa, sepatutnya tak kau bakar dan raibkan sebab puisi-puisinya adalah saksi akan derita yang pernah mampir memporak-porandakkan sang nona begitu hebatnya. (sehimpun puisi. versi baru.)