isbat puan

284 28 3
                                    

kita masih menunggu tak pasti

seraya berharap puan memantik peka
sedang mulut kita tak berhenti merapal
akan harapan yang luhur & tangis yang luruh,

dada kita bergemuruh begitu bising
tatkala puan menuliskan puisi baru
mulut kita masih merapal akan harap;
puan kan pertemukan kita di puisi yang sama.

kita masih terus merapalkan harapan
masih membasuh diri dengan keyakinan kokoh
s e m o g a;
tak lagi di terpa rindu yang kering kerontang
tak lagi di bentang jarak beberapa halaman
tak lagi di racuni realitas pahit semesta puan
tak lagi sengsara kala harap tak kunjung nyata.

hingga tiba masanya dimana;

kita terlanjur menggantung harapan tinggi
kita terlanjur memaksa puan menjabah harap
kita terlanjur bersikeras tuk di biarkan bersua,
hingga tanpa sadar kita telah menggali liang
untuk harapan yang kembali mati suri.

sebab puan telah mengisbatkan;
jikalau kita tak akan bersua,
tidak di sajak ini,
tidak di puisi ini
dan mungkin bukan hari ini.

(isbat puan)

dikekang nestapaWhere stories live. Discover now