dia selalu kelihatan baik-baik saja,
nggak pernah ngeluh, senyum terus,
yang mereka tahu dia sosok yang ceria,
yang bahagia, nggak punya beban
dia nggak pernah cerita apa-apa
nggak pernah keliatan lemah
nggak pernah keliatan putus asa
sampai-sampai mereka malah seenaknya
bilang kalau hidupnya dia enak banget
dia nggak pernah keliatan sedih
nangis depan orang aja nggak pernah
mereka bilang hidupnya anteng-anteng aja
sampai sampai banyak yang hujat, sok tau
padahal nggak tahu aja, kalau dia hancur juga
terlalu iri sama topeng yang dia pakai
malah bikin mereka gelap mata, buta
dia inilah dia itulah, berkoar-koar gak
ada etikanya sama sekali, paling bener
memangnya mereka siapa? Kok berlagak sok
tau banget sama kehidupan dia?
mereka hanya nggak tahu aja,
dia juga manusia yang bisa hancur
dia juga manusia yang bisa capek
dia juga manusia yang bisa nangis
dia juga manusia sama seperti mereka
mereka lihat yang kelihatan, sedangkan
yang dia sembunyiin mereka nggak pernah tau
mereka hanya nggak paham aja bagaimana
kacaunya isi kepalanya, didalam berisik
pikiran-pikiran buruk semua bersarang disana
sedangkan dia nggak punya siapa-siapa buat
berbagi, dia udah muak di bilang lemah iman
kurang ibadah atau apapun itu, mereka nggak ngerti
mereka lupa yang kelihatan baik-baik aja
bisa jadi yang paling nggak baik-baik aja
mereka hanya nggak paham, nggak mau ngerti
apalagi mau dengerin, mereka nggak peduli
mereka tahu omong doang, sedang buat jadi
telinga mereka malah lari seolah nggak kenal,
mereka nggak tahu aja,
kalau dia udah benar-benar capek
sampai-sampai alasan buat tinggal
udah nggak ada sekarang, hilang
mungkin bentar lagi dia nyerah
lalu milih buat benar-benar pulang,
nggak ada yang tahu. apapun bisa terjadi.
(dia bilang dia capek)
KAMU SEDANG MEMBACA
dikekang nestapa
Poetrypada puisi-puisi nona sembunyikan tatkala tengah dikekang nestapa, sepatutnya tak kau bakar dan raibkan sebab puisi-puisinya adalah saksi akan derita yang pernah mampir memporak-porandakkan sang nona begitu hebatnya. (sehimpun puisi. versi baru.)
