(a)
jauh sebelum lantai-lantai reyot memberi saksi
ia telah punah dari ganasnya isi kepala yang bengis
mulut-mulutnya lupa merapal doa-doa pelindung sedang
ia telah lalai tuk meminta detak tuk tinggal sejenak
ia melebur bersama lara yang buta arah tanpa siapapun tahujauh sebelum cermin-cermin retak berbicara
malam telah membuatnya lesap dari peradaban
tanpa jejak, hanya ia dan tuhan-tuhan itu yang tahu
tuhan-tuhan mengajak ia menari bersama ilusi abadi
sedang bising-bising caci maki serupa musik pengiring
bisik-bisik sesat menghantarnya pada tali yang bergantung geming
derap-derap langkah yang tak kenal ragu-ragu
mulut yang merapal maaf pada dia-dia tersayang
tuhan-tuhan yang menunggu tak sabar-sabarnya
mendesak ia tuk segera mengakhiri segala lara-larajauh sebelum ia kehilangan kewarasannya
tuhan-tuhan atau mungkin iblis-iblis itu
telah lebih dulu menginvansi akal sehatnya
mengurungnya pada satu ruang gelap penuh bising
penuh sesak, penuh pilu, lebih buruk dari neraka
hingga tiba dimana ia akhirnya menghanyutkan diri,
ia biarkan jiwa-jiwa putus asa berpulang lebih dulu
hingga malam yang buatnya lesap mengutuknya menjadi
seenggok raga yang hanya tahu merapalkan kata mati,(b)
binar-binar mata yang meredup
harap-harap yang tak berpendar
angan-angan yang telah pupus
serta atma-atma yang mati rasamenghantarnya pada titik dimana
ia putuskan untuk tak lagi bertumbuh.(gugur)
KAMU SEDANG MEMBACA
dikekang nestapa
Poetrypada puisi-puisi nona sembunyikan tatkala tengah dikekang nestapa, sepatutnya tak kau bakar dan raibkan sebab puisi-puisinya adalah saksi akan derita yang pernah mampir memporak-porandakkan sang nona begitu hebatnya. (sehimpun puisi. versi baru.)