ini januari

356 29 3
                                    


lima jemariku tak lagi mengenal angka
pupus sudah kepandaianku berhitung
yang aku tahu; ini januari yang pilu,
dimana karsa dan rasa menjelma kelabu,
dimana tangis menyayat pilu penuh elegi,
dimana luka meradang yang sakitnya sangat
dimana sabit di bibir enggan lagi mampir,

ini januari yang bengis,
menelisik belantara waktu yang tipis
dimana rindu tumpah ruah penuh resah
hari-hari selepas lalu-mu yang tak manis,
persetan komitmen yang kau janjikan dulu
aku kini tersedak sesak yang tak berotak,

ini januari yang bisu,
nyanyian menjelma raung yang syahdu,
kicau burung menjelma suara imaji yang sinting
hiruk-pikuk manusia tertelan kenang yang sadis
egoismemu bertahta di atas kewarasanku yang tiada
derapmu yang lari dahulu butakan mata dari realita
aku tak punya apa-apa yang kau ekspektasikan, sayang

ini januari yang hujan,
hujan menganak di belai pipiku
nostalgia yang bagai neraka tak kenal sudah
tertatih aku sekarat di terpa badai lara-lara
afeksiku habis di eksploitasi dusta-dusta bernanah
tak berhati namun aku masih saja jatuh hati,

ini januari yang sekarat,
overdosis aku di sedak luka duka
di babat habis sakit tak reda-reda
tangis tumpah ruah, hati rengat,
di tikam patah hati luar biasa hebat
adalah aku; puan yang tercekik
puisi-puisinya sendiri, hampir mati

ini januari yang menuntut balas dendam
doa-doa selalu pulang pada tuhan,
ia tak tuli, mendengar keluh hambanya
semoga karma tak buatmu resah, sayang
tapi hadirnya adalah pasti, kau akan bersua
karma yang tak kalah dahsyat dari patah hatiku.


(ini januari)

dikekang nestapaWhere stories live. Discover now