Sebelas

19.2K 2.1K 257
                                    

"Eh, kalian tahu gak kalau tunangannya Pak Anton yang sering datang ke kantor itu ternyata punya kembaran loh. Katanya sih kembarannya kabur, sampai sekarang belum pulang. Udah bertahun-tahun."

"Masa sih? Tahu dari mana? Dia kan anak perempuan satu-satunya. Setahu gue sih, dia dua saudara doang. Kakaknya tinggal di luar negri."

"Loh, bukannya mereka empat saudara ya? Dua cowok dua cewek, yang cewek ini kembar."

"Iya, gue juga pernah dengar desas-desus tentang keluarga mereka. Ituloh yang persaingan bisnis sampe jual beli anak. Gue sih pernah baca beritanya. Booming banget waktu itu."

"Yaampun, demi bisnis sampai rela ngejual anak. Gue juga dengar sih katanya tunangan Pak Anton ini hampir membunuh saudara kembarnya sendiri. Makanya sempat di penjara beberapa tahun."

"Ih, ngeri ya. Padahal masih banyak loh wanita lain, kok Pak Anton malah pilih wanita kayak gitu ya. Cantik sih, tapi mantan narapidana. Amit-amit deh."

"Jadi selama ini saya mempekerjakan orang-orang yang suka bergosip? Kalau kalian memiliki masalah dengan tunangan saya, bisa langsung ngomong ke saya." Kalimat itu spontan membuat sekumpulan karyawan yang sedang bergosip langsung menoleh dan mendapati direktur utama di perusahaan tempat mereka bekerja sedang berdiri dan menatap satu persatu dengan tatapan tajam.

Antonio Gustavo, Direktur Utama perusahaan tersebut tidak suka ia mendengar orang-orang menjelekkan calon istrinya. Meski fakta yang di bicarakan para karyawannya benar, tapi itu hanyalah masa lalu calon istri Anton yang sampai sekarang selalu menjadi penyesalan sendiri bagi calon istrinya. Sebelum Anton meluapkan emosi pada karyawannya, Anton memilih untuk pergi menuju ruang kerjanya yang berada di lantai tujuh belas.

"Vanessa lagi?" ujar seseorang yang sudah terlebih dahulu ada di dalam ruangan Anton. "Dasar wanita, gak bisa lepas dari yang namanya gosip."

Anton mendengus, "sudah tahu dimana Michelle sekarang?" tanyanya tidak di balas. "Come on bro. Masih banyak wanita di luar sana yang ngantri jadi istri lo. Muda, tampan, kaya raya, kurang apalagi? Tinggal tunjuk aja lo bisa langsung dapat istri."

"Gak tertarik."

"Awas aja lo jadi bujang lapuk."

Jason melempar bantal di sofa ke arah Anton dan Anton hanya tertawa sembari mulai mengerjakan pekerjaannya sebagai seorang direktur utama perusahaan.

Siapa yang tidak mengenali keluarga Gustavo? Hampir seluruh pebisnis di negri ini tahu siapa mereka. Keluarga Gustavo adalah keluarga yang paling berpengaruh dan memiliki beberapa perusahaan raksasa serta puluhan anak perusahaan yang tersebar di banyak kota. Bahkan keluarga mereka masuk dalam jajaran orang terkaya di negara ini.

"Dua puluh tiga tahun dan masih belum punya planing untuk kedepannya. Mentang-mentang kaya, jadi seenaknya ya." Anton kembali bersuara dengan nada menyindir Jason. "Jangan terus-terusan pikirin Michelle dan Vanilla. Mereka pasti baik-baik aja di luar sana. Ntar kalau bosan juga pasti balik lagi."

Jason hanya mendengus mendengar ocehan sepupunya itu. Sejak Antanio dekat dengan Vanessa, Jason yang awalnya tidak terlalu akrab dengan Antonio menjadi akrab seperti sekarang. Mereka memang masih bersaudara tapi karena jarang bertemu jadi hanya tahu sebatas nama saja. Antonio lama tinggal di Amerika, sementara Jason tinggal di Italia dan kadang kembali ke Jerman. Jason pun baru beberapa bulan yang lalu kembali ke Indonesia setelah kejadian tiga tahun lalu ketika ia berhasil menemukan adik angkatnya yang sebelumnya sudah di nyatakan meninggal.

"Lo serius sama Vanessa?" tanya Jason akhirnya buka suara.

Antonio menoleh dengan tatapan heran, "kenapa lo nanya gitu? Karena masa lalu Vanessa yang buruk dan karena dia mantan narapidana?" Jason mengendikkan bahunya, membuat Antonio memutar bola mata. "Masa lalu ya masa lalu. Lo sendiri kan tahu kejadian yang sebenarnya gimana. Jadi gak ada alasan untuk gak serius sama dia."

If You Know When [TELAH DITERBITKAN]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt