Empat Belas

19K 1.9K 177
                                    

"Kenapa tegang gitu? Santai aja kali, Dav." Wanita itu berjalan santai menuju sofa dan mendaratkan bokongnya sembari menyilangkan kakinya di atas paha dan menatap Dava.

Dava kembali memijit pelipisnya. Kehadiran wanita itu menambah rasa sakit di kepalanya. Wanita itu adalah Soraya, wanita yang di kenalkan orangtuanya ketika Dava masih bekerja di luar kota. Sempat kenal dan dekat selama beberapa bulan, akhirnya Dava tahu bagaimana sifat asli Soraya yang akan melakukan segala cara demi apapun yang wanita itu inginkan.

Hari ini Dava jadi merasa deja vu. Reaksinya sama persis ketika beberapa tahun lalu, Britney, mantan kekasihnya kembali hadir setelah ia resmi jadian dengan Vanilla, lalu cerita yang luar biasa tidak pernah terbayangkan sebelumnya mulai terjadi. Akibat dari cerita tersebut, sampailah Dava di titik yang seperti ini, sendiri, menyibukkan diri dengan pekerjaan, dan masih berusaha untuk melupakan Vanilla.

Bagi Dava, sudah cukup ia memiliki dua mantan kekasih, dan selebihnya Dava hanya akan menjalani hubungan yang serius, tapi tidak dengan gadis bernama Soraya ini. Selain karena bukan kriteria wanita idaman Dava, Soraya juga tipikal cewek fashionable yang Dava yakini tidak bisa lepas dari gaya hidup yang begitu glamor. Sudah jelas Soraya masuk ke dalam blacklist calon pendamping hidup Dava.

"Aku kesini karena Papa kamu," Soraya kembali bersuara. "Papa kamu bilang, sekertaris lama kamu resign dan sekarang kamu lagi cari sekertaris baru. Aku pikir gak ada salahnya kan kalau aku kerja di kantor dan jadi sekertaris pribadi kamu?"

Aku - kamu, terdengar sangat menjijikan di telinga Dava. "Kan gue udah pernah bilang, jangan muncul di hadapan gue lagi!" ujar Dava dengan nada sedikit membentak.

Bukannya takut, Soraya malah tersenyum lebar. "Dava, sejak kamu pulang dan kerja di kantor, kamu gak pernah hubungin aku lagi. Kamu pikir dengan menghindar, Papa kamu bakal berubah pikiran? Orangtua kamu dan orangtua ku udah sepakat untuk menikah--"

"Gue gak akan nikah sama lo, jadi lo jangan berharap terlalu tinggi!" potong Dava mulai terpancing emosi.

"Kenapa? Masih nunggu mantan pacar kamu yang sekarang gak tahu dimana itu? Atau kamu setuju tunangan sama kembarannya? Aku gak tahu mana yang lebih buruk dari menikah sama aku, atau menikah sama kembaran dari orang yang paling kamu sayangi."

Dalam hati Dava mengumpat. Hanya satu kelemahan Dava, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan mantan kekasihnya, Vanilla. Entah bagaimana bisa, Soraya mengetahui seluk beluk kehidupan Dava. Bahkan Soraya tahu mengenai kabar pertungan Dava dan Vanessa beberapa tahun yang lalu yang mengakibatkan Vanilla mengalami kecelakaan dan amnesia hingga sekarang. Padahal Dava sudah mengatakan kepada orangtuanya bahwa Dava ingin memilih pendamping hidupnya sendiri. Dava hanya tidak mau, masa lalu itu terulang untuk kedua kalinya.

"Oh iya, aku dengar beberapa waktu lalu kamu ketemu mantan kamu di bandara. Siapa namanya? Vanilla? Ah, anak angkat keluarga Gustavo yang di nyatakan meninggal enam tahun lalu karena kecelakaan."

Dava memicingkan matanya kearah Soraya, "apa mau lo?" tanya nya tajam menusuk.

"Gak mau apa-apa," jawab Soraya terkesan begitu santai. "Aku cuma mau bilang, kalau aku tahu dimana mantan kamu sekarang."

Dari balik meja, tangan Dava mengepal kuat. Andai saja lawan bicaranya bukan seorang wanita, Dava pasti sudah melayangan tinjuannya.

"Lulus dari Esmod, wow... Calon designer yang pasti bakal terkenal karena skandal alter egonya. Apa bisa orang awam menerima seseorang yang punya kelainan mental yang mungkin bisa membahayakan orang-orang di sekitarnya?"

Esmod, salah satu sekolah busana terbaik di dunia. Itu berarti selama ini Vanilla berada di Paris, dan Dava sama sekali tidak mengetahui hal tersebut. Dan yang paling mengejutkan adalah bisa mengetahui detail lengkap mengenai mantan kekasih Dava.

If You Know When [TELAH DITERBITKAN]Where stories live. Discover now