29 |

53 3 0
                                    

   Penonton memperhatikan dengan saksama sesekali ternganga karena tidak percaya dengan instrumental yang Asuna bawakan. Beberapa penonton, bahkan juri pun, mengatakan bahwa Asuna sangat berani untuk membawakan instrumen ini. Bukan apa-apa, tapi intstrumen tersebut sangatlah susah dibawakan dengan sempurna.

   "Contradanza versi Vannesa Mae," kata Hinata pelan, memberitahukan nama instrumen tersebut kepada dua orang yang ada di sampingnya.

   Kaneki menoleh. "Aku tidak tahu instrumen itu, tapi Asuna..."

   Di sisi lain, Kirito hanya terdiam. Tubuhnya seakan membeku dan matanya tak pernah lepas dari Asuna. Kirito menelan ludahnya. Hari ini Asuna sangat cantik dan pemilihan instrumennya yang tidak asal-asalan.

   Hebat! Ini benar-benar menakjubkan!

   Berbeda dengan Kirito yang terpesona, Hinata malah khawatir di tempatnya. Ia khawatir, Asuna salah nada atau apa pun itu. Bukan apa-apa, hanya saja Contradanza terkenal karena temponya yang cepat dan sangat enerjik.

   Hinata sengaja memilihkan Asuna instrumen tersebut, karena Hinata ingin melihat seberapa besar usaha Asuna untuk menghapal partitur dan memainkannya tanpa ragu.

   Namun sekarang, Hinata malah ragu karena takut Asuna salah nada dalam permainannya. Lihatlah. Asuna sangat tenang membawakannya, ditambah senyum tak pernah lepas dari wajah perempuan itu.

    Tanpa bisa dipungkiri, Hinata kembali kagum pada Asuna. Sahabatnya itu, memiliki perkembangan yang sangat pesat saat bersekolah di Symphony Music School dan sekelas dengannya. Saingan terberat Hinata dalam kelas adalah Yuuki Asuna. Orang yang penampilannya kini tengah dilihat jutaan orang. Tanpa sadar, Hinata meneteskan air matanya. Ia terharu sekaligus bangga melihat Asuna.

  Ini mimpi Asuna.

  Ini mimpi terbesar Yuuki Asuna.

  Dan Hinata sangat beruntung bisa menjadi orang yang mendukung dan membantu Asuna dalam mewujudkan mimpinya.

   Hinata mengorbankan impiannya demi Asuna.

   Ya. Hinata sebenarnya ingin ikut dalam festival ini. Oh ayolah, tidak ada yang tidak ingin untuk mengikuti festival bergengsi itu. Sama seperti Asuna, bermain dengan dilihat oleh jutaan orang merupakan impian Hinata juga. Namun, Festival Biola Tokyo hanya menerima satu orang untuk mewakili sekolah di setiap kota.

   Menurut Hinata, Asuna-lah yang lebih pantas mendapat kesempatan itu.

   Bukan karena kasihan, tapi karena Hinata seolah merasa kalah karena melihat usaha keras Asuna selama ini dan juga bola mata Asuna yang sangat berbinar tiap kali mereka membicarakan Festival Biola Tokyo.

   Selain itu, Hinata juga ingin Asuna menuntaskan permainannya pada Festival Biola Tokyo 2012. Asuna kalah hanya karena ingin anak dari Gin menang. Sebagai gantinya, Hinata menyuruh Silica untuk menunjuk Asuna sebagai perwakilan sekolah dan membantu perempuan itu berlatih agar Asuna dapat memenangkan kontes tahun ini.

   Ketika permainan Asuna selesai, setetes air mata kembali turun dari pelupuk Hinata.

    Asuna membuka matanya yang sempat tertutup selama memainkan biola lantas meneteskan airmata juga karena berhasil membawakan instrumen Contradanza dengan sempurna.

   Hatinya semakin menghangat ketika mendapati seluruh penonton memberikan tepuk tangan yang meriah untuknya, persis seperti bulan lalu.

***

   Sugu menyelesaikan puisinya dengan sempurna. Setelah mendapat sorak sorai dari teman-teman dan guru-guru, Sugu undur diri dan segera berlari menuju gudang sekolah.

An Instrument In DecemberWhere stories live. Discover now