Part-24

2.6K 446 105
                                    

Happy Reading Guys!!!

Jangan lupa VOTE and COMMENT YA!!! Aku wajibin lo!!

Follow juga akun wattpad aku ya!

Awas Typo!!!

------------

Tak nyaman

Jimin menghela nafasnya pelan, ini adalah hal yang paling tak disukainya jika sedang rapat dengan klien. Menatap Seulgi yang sedari tadi menunduk tak nyaman dalam duduknya. Jimin kembali fokus pada persentasi yang dipaparkan oleh perusahaan Taerin yang sedang berlangsung. Namun, baru satu menit kepala Jimin kembali menoleh menatap sekretarisnya lalu menoleh kepada pria berumur seperti ayahnya.

“Pakailah.”

Seulgi mendongak menatap Jimin yang menyodorkan jas hitam yang tadi sudah Seulgi berikan di butik. Melihat tatapan Jimin, Seulgi langsung mengangguk dan mengambil jas pria itu. Memakainya dengan pelan agar tak mengganggu pihak Taerin yang sedang persentasi. Seulgi sedikit bersyukur dengan boss nya yang mengerti ketidak nyamanannya. Setelah merasa nyaman Seulgi kembali mencatat beberapa materi yang tadi sempat terhenti.

“Bagiamana Tn. Park.” Jimin tersenyum menatap pria yang duduk didepannya.

“Saya rasa tak memiliki alasan untuk menolak kerja sama ini Tn. Kim.” Pria berumur yang duduk didepan Jimin tersenyum senang sambil melirik Seulgi yang duduk disamping Jimin.

“Kalau begitu kita sepakat untuk menjalankan pembangunan hotel ini?”

Jimin mengangguk lalu menyambut uluran tangan pria didepannya. Menandatangi surat persetujuan kerja sama antar kedua belah pihak, lalu melirik Seulgi dan memberikan surat tersebut agar disimpan.

“Ah aku lega kau ingin menerima kerja sama ini nak, haha… ku jamin kerja sama kita ini akan sukses besar nantinya.” Seulgi bergidik ngeri mendengar tawa pria tua didepannya.

“Saya berharap juga demikian Tn. Kim.” Jimin hanya tersenyum seklias tanpa niat.

“Yasudah kalau begitu kita pesan makan saja dulu bagaiamana? restoran ini memiliki menu andalan yang luar biasa enak,  sekalian saling mendekatkan diri. Bukankah begitu nona?”

Seulgi tersenyum tipis menanggapi ucapan pria yang menatapnya, tapi ia sungguh merasa tak nyaman saat pria itu memegang tangannya yang sedang berada diatas meja. Jimin yang melihat itu menggeram kesal menatap pria tak ingat umur didepannya.

“Saya rasa lain kali saja Tn. Kim, sekretaris saya seperti tak nyaman berada disini.”

Jimin langsung saja menarik tangan Seulgi menggenggamnya erat, menjauhkannya dari tangan pria tua hidung belang yang sayangnya adalah partner kerja samanya. Jimin menatap datar pria didepannya.

“Benarkah, haha… aku salut kau pintar memilih sekretaris, sudah pintar ia juga memiliki daya ikat yang luar biasa.” Seulgi mendelik mendengar ucapan Tn. Kim, jika mengingat pria itu umurnya tidak lebih tua dari dirinya sudah Seulgi pastikan jus jeruk miliknya sudah mendarat manis di wajah mesum pria itu.

Jimin hanya menyeringai menatap pria didepannya, berdiri lalu menarik tangan Seulgi untuk ikut berdiri disampingnya. Sebisa mungkin Jimin menampilkan senyum miliknya walaupun sangat ingin meninju pria didepannya.

Secretary Where stories live. Discover now