Part-44

1.7K 324 68
                                    

Happy Reading Guys!!!

Jangan lupa VOTE and COMMENT YA!!! Aku wajibin lo!!

Follow juga akun wattpad aku ya!

Awas Typo!!!

----------
Mata itu... Adalah alasanku

Disinilah kaki Seulgi berpijak dengan sedikit gemetarnya. Disampingnya ada Jimin yang tengah menggendong Rose yang sibuk menjilati permen yang tadi Seulgi belikan. Yah memang setelah bicara panjang lebar dengan Jennie tadi malam melalui telpon, Seulgi memutuskan untuk memberi tahu Jimin semuanya. Benar kata Jennie jika Jimin mencintainya maka pria itu akan selalu berada di langkah yang sama dengannya dan tak akan pernah berbelok kearah belakang.

"Mom sebenarnya kita mau menemui siapa?" lamunan Seulgi buyar saat suara Rose menyentak gendang telinganya. Kepala Seulgi menoleh lalu tersenyum menatap sang anak, ia memang belum memberi tahu baik Rose ataupun Jimin semuanya dan alasan kenapa mereka sedang berada di lift rumah sakit.

"Menjenguk teman mom, tak apa kan?" kepala Rose mengangguk lalu menoleh pada daddy nya yang sedari tadi tersenyum sambil mengacak rambutnya.

"Dad Rose sudah bilang jangan merusak tatanan rambut Rose." Jimin terkekeh mendengar ucapan kesal anaknya.

"Haha.... oke tangan daddy berhenti, ah dan ayo kita keluar." Tangan Jimin beralih merangkul pinggang istrinya yang tersenyum dan berjalan keluar meninggalkan lift setelah pintu terbuka lebar.

Seulgi yang sebagai pemandu jalan hanya diam dengan sesekali tersenyum memperhatikan tingkah lucu anaknya dan godaan sang suami yang tiada henti. Sungguh betapa lengkap rasanya hidup Seulgi setelah menikah, mendapat anak yang cantik, suami yang pengertian dan jangan lupa tampan.

Langkah kaki Seulgi terhenti begitupun dengan Jimin. Disana di kursi tunggu disamping kamar Chaeyoung, Jennie sudah duduk dengan meremat tangan menunduk. Pelan Seulgi menghampiri sahabatnya lalu duduk di samping Jennie, membiarkan Jimin dan Rose berdiri di sampingnya.

"Kenapa?" Jennie menghembuskan nafasnya pelan, lalu menoleh kearah Jimin dan Rose.

"Bawa mereka pulang." ucapan Jennie tentu membuat Seulgi menaikkan alisnya heran, tadi malam saja wanita itu bersikeras untuk menyuruhnya membawa Jimin dan Rose kemari tapi kenapa sekarang begini.

"Dia berulah didalam dan sedang di tangani dokter, terus-terusan menyebut nama Jimin dan ingin kembali." Seulgi terdiam mendengar ucapan Jennie, ia sudah dengar semunya dari sahabatnya jika Taehyung datang kemarin dan member tahu siapa suami dan anaknya.

"Kalian pulanglah, mungkin datang lain kali." Jennie berdiri dari duduknya dan bersiap kembali masuk kedalam ruang rawat Chaeyoung.

Tapi sebelum itu terjadi tangan Seulgi lebih dulu mencegah Jennie dan menatapnya sahabatnya dengan senyum menenangkan. Jennie tahu di balik senyum sahabatnya itu ada rasa yang tak terungkapkan oleh siapapun dan Jennie tak siap akan hal itu.

"Biarkan aku memberi tahu Jimin semuanya dan setelah itu masuk kedalam. Langkahku sudah sampai sini Jen, dan kau juga tahu aku tak mungkin di sini dan membawa Jimin beserta Rose jika tak berpikir panjang." Jennie terdiam dan menatap dalam sahabatnya, tapi setelahnya Jennie mengangguk masuk kedalam ruangan setelah Seulgi melepaskan genggamannya.

Kini hanya ada dirinya dan Jimin yang saling tatap, dimana Jimin yang meminta penjelasan dalam tatapan dan diamnya. Sejenak Seulgi menarik nafas sedalam-dalamnya menenangkan diri dan menetralkan pikiran untuk mencoba mengikuti jalannya takdir. Dengan lembut tangan Seulgi menuntun Jimin untuk duduk disampingnya.

Secretary Où les histoires vivent. Découvrez maintenant