Part-28

2.4K 456 226
                                    

Happy Reading Guys!!!

Jangan lupa VOTE and COMMENT YA!!! Aku wajibin lo!!

Follow juga akun wattpad aku ya!

Awas Typo!!!

----------


Seulgi menutup mulutnya tak percaya melihat bagaimana Rose yang selama ini begitu ceria didepannya sekrang terbaring lemas. Anak kecil yang selalu memanggilnya dengan mommy disertai senyum cantiknya kini tertidur lelap diatas ranjang rumah sakit dengan selang. Seulgi berjalan mendekati ranjang Rose, menarik kursi yang tersedia di samping ranjang. Mendudukkan dirinya di samping Rose, Seulgi menjulurkan tangan kiri bergetarnya mengelus kepala Rose sayang.

“Hai, anak mommy kenapa tidur disini hmm?” tangan kanan Seulgi memegang tangan mungil Rose dan mengelusnya sayang.

Seulgi terdiam menatap anak boss nya yang bahkan wajahnya sangat pucat disertai badan sedikit panas. Entah kenapa hatinya merasa tercubit melihat kondisi Rose yang sekarang terbaring lemah dengan mata yang terdtutup rapat didepannya.

“Mommy.” dengan cepat Seulgi berdiri dari duduknya mendengar lirihan yang keluar dari bibir Rose.

“Iya sayang ini mommy, Rose butuh sesuatu hm?.” sedetik kemudian dapat Seulgi lihat kelopak mata milik Rose terbuka dan menampakkan mata jernih anak itu. Namun ada yang membuat Seulgi tertegun, tatapan Rose menatapnya dengan pandangan sedih serta kecewa?

“Hikss mommy hiks jangan tinggalkan Rose sendiri lagi hiks..” melihat air mata yang mengalir deras dari kedua mata bening Rose membuat Seulgi merasakan seperti tertikam sembilu. Tanpa aba-aba Seulgi langsung duduk diatas ranjang disamping Rose, memeluk anak kecil itu dengan erat. Mengecup puncak kepala Rose berkali-kali dengan melontarkan kalimat sayang dari bibirnya.

“Hei lihat mommy, mommy tidak akan kemana-mana.” Seulgi menangkup wajah Rose agar menatap dirinya, namun dengan cepat Rose menggeleng lalu menenggelamkan kepalanya di dada Seulgi.

“Hiks mommy bohong, mommy akan pergi meninggalkan Rose.” suara tangisan Rose semakin nyaring terdengar membuat Seulgi panik dan gelagapan.

“Sayang dengarkan mommy, tidak akan ada yang meninggalkan Rose, mommy masih disini buktinya.” Seulgi memilih memangku Rose dan kembali memeluk anak itu dengan erat.

Mendengar suara tangis Rose yang tak mereda dengan sangat hati-hati Seulgi berdiri dari duduknya. Menggendong Rose dengan sangat lembut dan berjalan menuju jendela sambil menarik tiang tempat infuse Rose digantung. Seulgi berdiri disamping jendela sambil mengelus kepala Rose yang bersandar manis di bahu kanannya.
“Anak mommy yang cantik berenti menangis ya? mommy sedih jika Rose menangis terus.” Seulgi mengecup pelan puncak kepala Rose, dan tanpa disadarinya air mata yang ditahan sedari tadi mengalir saat mendengar.

“Rose sangat sayang mommy, Rose tidak mau kehilangan mommy hiks.” Seulgi mengangguk mendengar ucapan serak yang keluar dari bibir Rose.

“Mommy juga sangat menyangi Rose. Jadi berhenti menangis ya? hati mommy sakit melihatnya.”

Rose langsung mendongak menatap Seulgi, tangan mungilnya terjulur menghapus air mata yang mengalir di pipi tembam Seulgi. Mengangkat sedikit badannya lalu mengecup kedua mata Seulgi dengan pelan.

“Rose ingin setiap bangun tidur melihat wajah mommy dan digendong seperti ini setiap akan pergi sekolah hiks… bolehkah?”

Air mata Seulgi yang tadi sempat terhenti karena perlakuan manis anak digendongannya ini, kini kembali mengalir karena mendengar ucapan serta isakan kecil dari bibir Rose. Seulgi terdiam tak menjawab pertanyaan Rose, ia lebih memilih mengeratkan gendongannya dan menatap Rose dalam.

Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang