Part-60 (END)

3.8K 355 235
                                    

Happy Reading Guys!!!

Jangan lupa VOTE and COMMENT YA!!! Aku wajibin lo!!

Follow juga akun wattpad aku ya!

Awas Typo!!!

----------

Happy Ending

Irene menatap jengah adiknya yang bersikap seperti orang hilang otak. Sedari tadi tersenyum tak jelas menatap ponsel. Begitu juga dengan Rose yang sedari tadi mengeluarkan suara dengan oktaf yang lumayan tinggi dan senyum yang tak henti mengembang. Irene yang duduk di meja makan menjadi heran dengan ayah dan anak didepannya.

"Ku pikir otak mereka tertinggal di Skotlandia." Irene menoleh menatap Jin yang santai menyuap makanannya.

Jin yang ditatap hanya mengangkat bahu pura-pura tak paham dengan maksud istrinya. Dan kedua orang tua Irene yang tak tahu apa-apa juga ikut mengangguk setuju dengan pendapat putri mereka.

"Eomma sangat senang semenjak kepulangan kalian dari Skotlandia tiga bulan yang lalu kalian berdua banyak berubah, tapi aneh saja melihatnya." Irene mengangguk membenarkan ucapan ibunya.

Jimin yang ditatap hanya terkekeh pelan. Memang benar kata kakaknya, otak dan pikirannya tertinggal di Skotlandia... ah tidak lebih tepatnya di Edinburgh. Mengingat seseorang yang ditunggunya dengan Rose hampir sampai. Kepala Jimin mendongak dan menatap semua keluarganya dengan senyum bahagia.

"Mungkin bibirmu itu akan robek jika terus tersenyum nak." Tn. Park yang juga sama herannya menatap Jimin aneh. Sedangkan Jimin yang sedari tadi disindir oleh kakak, ibu dan ayahnya hanya diam dan menatap Rose penuh dengan kode.

"Dia sudah sampai?" Jimin menoleh mendengar pertanyaan Jin, sedetiknya mengangguk.

"Kau tidak menjemputnya?" Irene, Tn. Park, Ny. Park menatap Jin dengan penuh tanda tanya. Jelas mereka tidak mengerti maksud dari perkataan Jin. Bahkan Irene saja yang sebagai istrinya saja tak mengerti.

"Tidak, aku sudah memerintahkan seseorang untuk menjemput mereka, dan mungkin sebentar lagi akan sampai." Kepala Jin mengangguk mendengar penjelasan Jimin.

Irene yang meresa jengah dengan yang dibicarakan suami dan adiknya mendengus kesal. Dan karena kesalnya tanpa belas kasih Irene langsung meninju kencang lengan Jin yang tengah menyuapkan sup kedalm mulut. Alhasil sup yang dusuap membasahi wajah tampan Seokjin.

"Kenapa?" Jin menatap istrinya yang sudah melempar laser kearahnya.

"Kau yang kenapa? Apa yang kalian bicarakan eoh?" Irene menatap bergantian suami dan adiknya.

"Dan kalian berdua kenapa sikap kalian berubah 180o setelah kembali dari liburan di skotlandia." Tatapan Irene menatap mengintimidasi Jimin dan Rose yang sedari tadi hanya senyum-senyum tidak jelas.

"Adikmu itu sedang kasmaran sayang." Jelas saja ucapan santai Jin membuat kedua mertua dan istinya melotot kaget.

"Kau a-apa?" speechles dan tak bisa mengungkapkan apa-apa. Irene langsung melepas sendok makannya dan bersender pada sandaran kursi.

"Jimin jelaskan apa yang dimaksud oleh Seokjin." Tn. Park menatap Jimin dengan tatapan yang.... Er entahlah apa artinya.

"Sebentar lagi juga appa dan eomma akan tahu tanpa harus kujelaskan." Jimin berdiri dari duduknya setelah berucap dan berjalan meninggalkan ruang makan saat mendapat notifikasi pesan di ponselnya.

Rose yang tahu kemana ayahnya langsung bertepuk tangan girang yang membuat Seokjin terkekeh karena melihat tingkah keponakannya yang lucu. Sedangkan Irene yang masih tak tahu apa-apa menatap kesal suaminya. Untung saja anaknya masih terlelap tidur diatas, jadi Irene tak perlu memperlihatkan sang anak bagaimana tatapan kejamnya pada suaminya saat ini.

Secretary Where stories live. Discover now