Part2

117K 7.9K 302
                                    

Bruk!

Tanpa sengaja Geby menabrak seseorang hingga terjatuh.

"Eh, maaf-maaf. Sini gua bantu," ujar Geby sambil menyodorkan tanganya pada orang yang ditabraknya.

Gadis cantik yang kini terduduk di tanah itu menerima uluran tangan Geby dengan tersenyum. "Gapapa," ujarnya.

"Maaf ya," ujar Geby merasa bersalah. Ia sungguh tak sengaja.

"Santai aja kali," ujar gadis itu dengan tersenyum manis.

"Oh, ya! Kenalin, gua Clara," ujar gadis itu sambil menyodorkan tangan kanannya.

"Gua Geby." Geby membalas uluran tangan Clara dengan senang hati.

Mereka berjalan memasuki rumah Geby atas ajakan Geby tentunya. Ia mengurungkan niatnya untuk berjalan-jalan kala melihat langit yang mendung.

"Btw, gua kagak pernah lihat elo," ujar Clara disela-sela perjalanan mereka.

"Gua orang baru di sini," jawab Geby sambil membuka pintu rumahnya.

"Really?"

"Hm."

"Kamar gua yuk, gua mau beres-beres dulu," ajak Geby, gadis itu menghentikan langkahnya kemudian menatap Clara yang kini berada di depannya.

"Lo nggak sekolah?" tanya Geby heran, jika dilihat usianya sama dengan Geby jadi tidak mungkin jika gadis itu telah lulus sekolah.

"Hehehe, gua tadi bangun kesiangan karna semalen maraton nonton drakor," jawab Clara dengan menyengir kuda, ya memang benar ia bangun jam 09.00 pagi dan tentu saja jika ia berangkat sekolah pasti akan terlambat dan akan dihukum.

Geby geleng-geleng kepala. "Emang Lo sekolah di mana?" tanya Geby sambil menatap intens Clara.

"SMA Merah Putih," jawab Clara sambil melangkahkan kakinya memasuki kamar Geby tanpa menunggu sang empu.

Ia tak salah kamar karna pada pintu sudah tertulis dengan jelas nama sang pemilik kamar itu, "Gebyta Putri Andara".

"Bang Kevin!" teriak Geby.

"Ada apa, Dek?!" jawab Kevin dengan berteriak pula, ia berada pada ruang kerjanya. Ya, walaupun ia masih kuliah tapi ia sudah memiliki perusahaan sendiri untuk membiayai kehidupannya dan juga Geby.

"Aku sekolah di mana besok?!"

"SMA Merah Putih!"

Geby tersenyum senang, ia langsung memeluk Clara. "Kita satu sekolah," ujarnya dengan tersenyum.

"Iya, By, iya tapi jangan erat-erat dong meluknya kan jadi nggak bisa napas gua."

"Hehehe, sorry."

Mereka mendudukkan pantat pada sebuah sofa yang tersedia di dalam kamar itu, mereka saling bertukar cerita layaknya orang yang sudah kenal lama.

***

Brum! Brum! Brum!

Suara motor yang saling sahut-menyahut mengisi indra pendengaran semua orang yang kini tengah berkumpul untuk menyaksikan balap liar antara Revan dan Daniel yang dikenal dengan rajanya jalanan, selama ini tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Tak lupa dengan suara riuh penonton yang menambah kebisingan malam ini, membiarkan tubuh mereka yang hampir basah kuyup karena terkena gerimis yang sedari tadi tak mau berhenti.

"Are you ready?!" teriak seorang gadis yang berada di depan motor Revan dan Daniel.

"Satu ...."

REVANO [END] |SEGERA TERBIT|Where stories live. Discover now