Part33

61.1K 4.5K 525
                                    

~Pacaran yang langgeng itu, cowoknya suka marah, cewenya suka cari gara-gara~

Happy reading, jangan lupa vote and comment!
.
.
.

Tangan Kevin mengepal dengan kuat, rahangnya mengeras ketika melihat Revan berjalan mendekati Geby yang tengah tertidur di atas ranjang, dengan bertelanjang dada. Bukan, bukan Geby yang bertelanjang dada, melainkan Revan.

Revan duduk dan membelai pipi Geby lembut. Ia tersenyum kemudian kembali bangkit dan berjalan menuju lemari pakaian. Ia ambil kaos tipis dan langsung ia gunakan untuk membalut tubuh bagian atasnya.

Kevin berdehem sebentar ketika tahu bahwa Revan tak melakukan hal berlebihan pada adiknya. Ia berjalan mendekati Revan yang tampak terkejut dengan kehadirannya.

"Suhu tubuh lo normal." Kevin menatap Revan sinis setelah menyentuh dahi laki-laki itu. "Lo sengaja pura-pura sakit sampe adek gua harus jaga lo dari siang sampe malem?"

"Pura-pura sakit gundolmu!" Revan menonyor kepala Kevin kemudian langsung duduk pada sofa yang terletak di dekatnya.

"Gua mau bawa Geby pulang," ujar Kevin berjalan mendekati Geby yang tengah tidur di atas kasur dengan tubuh terbalut selimut tebal serta tangan yang memeluk boneka pemberian Revan tadi siang.

Kenjoro
[Gua capek Van]

Revan yang tadi tengah memainkan ponselnya langsung meloncat dan mengambil jaketnya ketika membaca pesan dari Kenzo. Ia segera menghubungi Zidan dan juga Farel.

"Gua pergi dulu, Bang. Jagain pacar gua!" Revan langsung berlari ke luar kamar dengan terburu-buru.

Laki-laki itu mengabaikan kedua orang tuanya yang terus meneriakkan namanya. Bagaimana tidak, mereka sangat khawatir dengan keadaan anak mereka itu. Tadi siang laki-laki itu baru saja sakit, dan sekarang sudah ke luar rumah padahal gerimis masih mengguyur bumi.

"Saya pulang," ujar Kevin dengan menggendong Geby yang masih tidur.

***

"Emang apa salahnya kalo aku selingkuh?" Seorang laki-laki menatap pacarnya dengan jengah.

Seorang gadis yang tengah berdiri di depannya menggeleng tak percaya. Ia mengusap air matanya yang tak bisa lagi ia bendung. Napasnya memburu, kedua tangannya mengepal dengan begitu kuat.

"Lagian gua capek harus bolak-balik dari Jakarta ke Bandung cuma buat nemuin cewe manja kayak elo!"

Sakit, hati gadis itu terasa sangat sakit ketika mendengar perkataan sang kekasih. Ia tepis tangan Zein yang mencoba menenangkan.

"Brengsek!" Tangan mungilnya melayang dan menghantam pipi Farel dengan begitu kuat. Tubuhnya melemas ketika seorang gadis memeluk kekasihnya dari belakang. Tubuhnya merosot ke tanah ketika melihat Farel membalas pelukan gadis itu bahkan mengecup bibir gadis itu sekilas di hadapannya.

Zein yang sudah kehabisan kesabaran pun langsung maju dan memberikan pukulan bertubi-tubi pada wajah Farel. Ia mundur beberapa langkah ketika Farel membalas serangannya.

Gadis itu menarik Zein dengan air mata yang tak lagi keluar, wajahnya yang tadi terlihat sangat sedih kini berubah menjadi dingin dan datar. Ia tatap Farel yang tengah mencium gadis bernama Lauren dengan mesra. Pemuda itu seakan begitu sengaja memperlihatkan kemesraannya untuk membuat hatinya semakin teriris.

REVANO [END] |SEGERA TERBIT|Where stories live. Discover now