Part22

86.3K 6.5K 589
                                    

Males nge-revisi jadi maklumi jika ada typo

Revan mengusap dadanya sabar, lihatlah kamarnya sudah seperti kapal pecah sekarang. Bantal yang sudah robek dan bungkus jajan yang bertebaran di mana-mana membuat pemuda itu memijat pelipisnya, dosa apa yang ia lakukan hingga mempunyai teman seperti ini.

Revan melepaskan bajunya dan melempar asal, ia sudah terbiasa tidur dengan bertelanjang dada. Dengan tidak sopannya pemuda itu meletakan kakinya di dahi Zidan.

"Cium noh, kaki gua!"

Sebenarnya ia ingin meletakkan di wajah Farel tapi ia tidak mau kualat, maklum Farel itu masih kakaknya jadi ia harus sedikit sopan. Sedikit loh, ya nggak banyak.

Dengan tidak sopan pula ia merentangkan tangannya di depan wajah Kenzo hingga ketiaknya langsung berhadapan dengan hidung pemuda itu.

"Cium nih, ketiak wangi gua!"

Revan memejamkan matanya, sebenarnya ia juga tidak tahu kenapa para sahabat laknatnya menginap. Disuruh oleh orangtuanya? Rasanya tidak mungkin, bahkan kedua orangtuanya pun belum pulang dari rumah kakeknya.

"Nggak aku nggak mau putus!"

"Astagfirullah!" Revan mengusap dadanya lantaran terkejut, ketika mendengan ucapan Farel tanpa sadar.

"Ngigo kali ya? Punya pacar aja kagak," gerutu Revan. Farel itu tipe cowok yang setia, bahkan sangking setianya ia belum bisa move on dari mantanya. Siapa mantannya? Entahlah, Revan tidak tahu.

***

Kutuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang membuatku mudah
Berikan hatiku padamu

Takkan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan cantikmu
'Kan teramat panjang puisi
'Tuk menyuratkan cinta ini

"Berisik!" bentak Maya membuat Zidan langsung menghentikan nyanyinya, sementara Farel dan Kenzo tertawa mengejek.

"Mampus!"

"Pagi-pagi jangan marah-marah, Sayang nanti cepat tua loh," ujar Zidan cengengesan membuat Maya jengah, dengan mengangkat dagu gadis itu berjalan melewati Zidan dengan angkuh.

"Sombong amat lu, Tan!"

"Eh, Neng Clara sini sama abang!" Kenzo menghalangi jalan Clara membuat gadis itu menggerutu tak jelas. Entah kesambet apa laki-laki di depannya ini.

Clara bergeser ke kiri tapi Kenzo mengikuti begitu juga ketika ia bergeser ke kanan maka Kenzo juga mengikuti. Gadis itu mengepalkan tangannya, kalo yang di depannya Revan maka ia akan dengan senang hati menerima tapi kalau Kenzo, ogah banget! Entah devinisi dari mana, gadis itu menganggap Kenzo berengsek dan suka main perempuan. Padahal mah, tidak! Kenzo bukan Zidan, ingat itu!

"Awas nggak! Gua mau lewat!" Clara mendorong tubuh Kenzo hingga mundur beberapa langkah.

"Gas, Ken! Masak selama ini cuma cinta dalam diam!" Farel berteriak heboh, sementara Zidan tertawa.

"Kenzo udah besar sekarang, Bung!" Farel dan Zidan tertawa, membuat Kenzo jadi ragu. Pemuda itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, kemudian lebih memilih menyingkir dan membiarkan Clara lewat. Jangan beritahu siapa-siapa ya, ini rahasia. Kenzo itu sebenarnya suka dengan Clara sejak kelas 10, jangan beritahu siapa-siapa loh.

"Ya elah, malah di lepasin," ujar Zidan lesu. Kenzo lebih memilih menyandarkan tubuhnya pada pegangan tangga. Tangannya ia masukan ke dalam saku celana, tatapannya berubah menjadi senyum jahil ketika melihat adik kelas yang sedang menaiki tangga.

REVANO [END] |SEGERA TERBIT|Where stories live. Discover now