Part12

86K 6.9K 239
                                    

Vote dan komen kalian buat aku bahagia, jangan pelit bintang!


Geby mengerjakan matanya, dadanya sesak dengan jantung yang berdetak sangat cepat, ia gelisah, hatinya berkecamuk kala merasakan seseorang memeluknya erat.

Apa semuanya berjalan mulus?

Apa ayahnya sekarang sedang berpesta foya kala telah berhasil menjual tubuhnya?

Geby tak berani melihat seseorang yang memeluknya, ia meringkuk membelakangi seseorang yang memeluknya itu dengan terisak hingga membuat Revan yang tidur sambil memeluknya terbangun.

"Engh," lenguhnya, pemuda itu menatap punggung Geby yang bergetar.

Mungkin ia lupa kalau nasibnya sudah diselamatkan Revan.

"Ngapa nangis sih? Gua ngantuk ni," ujar Revan membuat Geby langsung membalikan tubuhnya, ia ingat sekarang waktu keparat itu mau menyentuhnya Revan datang untuk menolongnya.

Geby langsung memeluk Revan sementara Revan tersenyum sambil semakin mengeratkan pelukannya.

"Nggak usah nangis! Cengeng amat," ejek Revan membuat Geby langsung melepaskan pelukannya.

"Ya, lo nggak ngerasain jadi gua!" teriak Geby marah membuat Revan menutup telinganya.

"Nggak usah teriak-teriak Maimunah, budek ni telinga gua," ujar Revan membuat Geby langsung menggigit lengan Revan.

"Aws, lo suka bener sih, gigit-gigit gua." Revan mengelus-elus tanganya yang mengecap bekas gigitan Geby membuat senyum Geby merekah.

"Suka banget, lagi ya?" Geby hendak kembali menggigit Revan tapi segera mungkin ia menjauhkan kepala Geby dari tangannya.

"Lo gigit tangan gua lagi, gua gigit gantian bibir lo," ancam Revan membuat Geby mengerucukan bibirnya.

Seakan teringat sesuatu Geby langsung menyingkap selimut yang membalut tubuhnya, ia bernafas lega kala melihat pakaiannya masih lengkap membuat Revan terkekeh geli.

"Nggak gua apa-apain kok," ujarnya membuat Geby kembali menatapnya.

"Makasih," ujarnya membuat Revan tersenyum miring.

"Semuanya nggak gratis," ujarnya membuat mata Geby melotot.

"Lo nggak ikhlas banget sih, nolongin gua. Ya udah lo minta apa?" Geby mengerucukan bibirnya membuat Revan menjadi gemas.

"Gua mau lo cium pipi gua lima kali, gimana?" Revan menaikan sebelah alisnya dengan tersenyum jahil, tapi senyum itu berubah menjadi kepanikan kala melihat Geby kembali menangis.

"Lo kenapa? Masak cuma gua suruh cium aja langsung nangis."

Geby menangis karena teringat pria itu sempat mengecup pipinya, gadis itu langsung mengusap pipinya kasar seakan-akan ada noda yang membandel di sana.

"Hey, kenapa?" Revan memegang tangan Geby yang mengusap pipinya dengan kuat dan kasar membuat pipinya memerah.

"Dia cium pipi gua!" Air mata gadis itu mengalir dengan deras.

REVANO [END] |SEGERA TERBIT|Where stories live. Discover now