Part32

59.2K 4.6K 702
                                    

•Revan sakit; Tasya agresif; Geby berdarah; Farel sialan•

Happy reading
.
.
.

Tangan Geby tertarik begitu saja menuju gudang sekolah yang terletak di belakang gedung perpustakaan. Ia terseok-seok mengikuti langkah kaki lebar milik seorang laki-laki yang kini tengah menariknya dengan terburu-buru.

Maya yang melihat itu hanya mengidikkan bahunya, ia lanjutkan langkah kakinya yang sempat tertunda, memasuki perpustakaan untuk melakukan rutinitasnya, apa lagi jika bukan mencari WiFi.

Geby mengumpat ia lepaskan tangan laki-laki yang kini menatapnya dengan tersenyum manis. Matanya terbelalak ketika laki-laki itu mengunci pintu gudang.

"Lo jangan macem-macem, Al!" Napasnya tercekat, ia mudur berapa langkah hingga tubuhnya mentok mengenai dinding.

Varen mulai mengikis jarak, ia tarik tubuh Geby ke dalam dekapannya ketika ia telah berdiri tepat di hadapan Geby. Ia peluk tubuh mungil yang kini menegang itu dengan begitu erat. Rasa rindunya tak bisa lagi ia bendung. Ia sangat merindukan sahabat kecilnya ini.

"Gua rindu elo, Dar." Varen memejamkan matanya erat ketika Geby mulai membalas pelukannya.

"Gue juga kangen sama elo, tapi lo tau sendiri 'kan? Revan itu udan kayak setan aja kalo marah."

Alga/Varen terkekeh, ia menangkup wajah mungil sahabatnya yang tak lain juga cinta pertamanya itu. "Heran gua, kok bisanya elo pacaran sama cowok arogan kayak gitu?"

Geby terseyum. "Nah, itu. Lo nggak tau 'kan rasanya pacaran sama cowok arogan?" Geby berujar dengan nada sombong. Tubuh mereka berdua masih menempel, masih dalam posisi saling peluk memeluk.

"Emang apa rasanya?"

"Menantang."

"Bisa aja lo." Varen mencubit pipi Geby pelan. "Gua sayang sama lo."

Geby menaikan sebelah alisnya, matanya terpejam ketika tangan Varen mengusap pipinya pelan. "Gua tau dari lama, gua udah anggep lo kayak saudara gua sendiri."

Varen tertawa renyah, jangan berfikir macam-macam, cinta monyetnya tidak bertahan lama. Ia menyayangi Geby kayaknya seorang kakak menyayangi adiknya, tidak lebih.

Seseorang yang mengawasi sedari dari menghela napas panjang. Matanya menatap lurus ke depan kemudian melangkahkan kaki menjauh dari sana. Gadis yang ia jaga memang sangat suka mencari masalah, lihatlah! Mereka berdua terlihat seperti pasangan yang tengah selingkuh.

Tepat setelah tubuh laki-laki itu menghilang di makan belokan seorang laki-laki melintas dan berhenti di depan pintu gudang ketika mendengar suara orang tertawa.

Farel mengusap tengkuknya yang tiba-tiba meremang. "Anjir, kok gua jadi grogi, kayak mau ketemu mantan aja." Farel menggerutu kemudian menggerakkan tangannya untuk memutar kenop pintu.

Farel mengumpat pelan ketika pintu itu tak berhasil dibuka, ia sedikit membungkukkan tubuhnya; mengintip kondisi dalam gudang melalui celah pintu. Matanya langsung terbelalak ketika melihat dua sejoli yang kini tengah berpelukan dengan erat.

"Nggak bisa dibiarin, sepupu gua diselingkuhi," monolognya dengan tangan mengepal tak terima.

Farel langsung mengambil ponselnya yang berada di dalam saku kemeja kemudian segera menghubungi sepupunya yang kini tengah menyantap sepiring empek-empek yang Zidan curi dari kelas sebelas. Kebetulan kelas sebelas sedang mengadakan praktik masak-masak.

REVANO [END] |SEGERA TERBIT|Where stories live. Discover now