Part37 (cemburu)

63K 4.4K 486
                                    

~Dalam tubuhku ada tiga sifat. Manusia, binatang, dan iblis!
Kau ingin bertemu dengan yang mana?~ Revano

Happy reading
.
.
.

"Cepat dong, Bang! Lama bener?!" ujar Zidan kesal sembari menggoyangkan gerobak cendol yang tengah mangkal di tepi jalan.

"Gua rebut juga pacar lu, Bang! Kami udah nungguin sepuluh menit belum juga dilayani," timpal Kenzo menggebrak gerobak itu pelan.

Mereka sudah lumutan menunggu tukang cendol untuk membuatkan pesanan mereka, sedangkan sang penjual malah asik chating WhatsApp dengan pacarnya yang entah seberapa cantiknya, hingga dua manusia rupawan pun diabaikan.

"Sabar, Mas! Pacar saya lagi marah ni," jawab penjual cendol yang masih bujangan itu.

"Gila ni orang!" kesal Zidan ingin menghancurkan gerobak yang berada di depannya.

"Gini ya, Bang. Pembeli itu adalah raja, jadi Abang ladenin dulu ni dua raja, baru urus nanti tu calon istri!" timpal Kenzo menekan katanya.

Abang-abang sang penjual menatap dua manusia di depannya dengan malas. Ia kembali mengalihkan perhatiannya pada layar gadget yang terus saja berbunyi.

"Semua orang dari dulu juga bilang gitu, Mas. Tapi saya nggak percaya, mana ada raja beli cendol!"

Sepatu Zidan hampir saja melayang jika ia tak mengingat bahwa sepatu yang digunakannya adalah sepatu kesayangan Revan. Sementara Kenzo langsung menendang gerobak di depannya dengan kuat membuat gerobak itu jebol dalam waktu satu menit.

"Woy, Bujang!" teriak penjual dengan sepontan.

Tendangan itu sangat kuat, hingga membuat sang penjual mengerjabkan matanya tak percaya, ia mendongak untuk menatap Kenzo yang wajahnya sudah merah karena menahan marah.

"Buat sendiri aja, Mas, kalo nggak tahan!" ujar penjual itu meneguk ludah kasar. Jangan sampai ia mati karena sudah mencari masalah dengan dua laki-laki bar-bar itu.

"Gua gorok juga leher lo!" Kenzo langsung mengambil gelas dan membuat cendol dengan porsi banyak begitu juga dengan Zidan yang langsung mengikuti Kenzo.

Revan dan Farel hanya menatap kedua sahabatnya dengan terkekeh geli. Sahabatnya itu terlihat mengenaskan dengan memegangi leher yang tenggorokannya sudah mengering sangking hausnya.

Farel menyedot es kelapa mudanya untuk terakhir kemudian melemparkannya dengan asal setelah plastik yang ia pegang telah kosong. Sementara Revan masih tampak menikmati es kelapa mudanya dengan sesekali terkekeh ketika melihat tingkah Kenzo dan Zidan.

"Ponsel lo bunyi, Van!" ujar Farel memberi tahu ketika melihat ponsel bergetar di atas trotoar jalan.

Mereka saat ini tengah membolos sekolah dengan jajan di tepi jalan. Revan diskors dan mereka menemani Revan, itu alasannya.

Revan melirik ponselnya kemudian segera mengangkat telpon ketika tahu, bahwa yang menelponnya adalah Geby. Bibirnya kembali mengukir senyum kemudian mendekatkan benda pipih itu ke daun telinga.

"Apa?" Revan bertanya to the poin dengan tubuh bersandar di pohon besar yang memberikan keteduhan serta kesegaran secara alami.

REVANO [END] |SEGERA TERBIT|Where stories live. Discover now