Part4

108K 7.5K 538
                                    

Revan tersenyum miring, diliriknya bibir gadis itu.

Cup.

Revan mendengus sebal kala tak mendapatkan apa yang ia inginkan, ia ingin mengecup bibir bukan kening. Ya, memang tadi gadis itu langsung menundukkan kepalanya secepat kilat kala melihat Revan yang hendak menciumnya, alhasil keningnya lah yang tertempel bibir sexy milik Revan.

Gadis itu mendorong tubuh Revan kuat kemudian melayangan tamparan pada pipi kiri Revan dengan mata berapi-api.

Plak!

Bunyi suara tamparan itu terdengar nyaring di dalam toilet.

"Lo apa-apaan sih?!" bentak gadis itu.

Revan mengusap pipinya yang berkedut, seumur-umur baru kali ini ada perempuan yang berani menamparnya.

Sementara Zidan berusaha menahan tawa yang siap meledak, sungguh gadis itu mempunyai nyali yang besar bahkan ia berani menampar Revan sedangkan orang lain menatap matanya saja tidak berani apa lagi sampai menampar seperti gadis itu.

"Lo berani sama gua?" tanya Revan sambil menarik kuat pinggang gadis di depannya itu hingga kini tubuh mereka menempel.

"Lepasin, berengsek!" Gadis itu berusaha melepaskan tubuhnya tapi sepertinya tenaga yang ia miliki tak ada apa-apanya dengan tenaga Revan.

Revan memegang dagu gadis yang terlihat sangat marah itu kemudian dengan lancangnya ia mengusap bibir merah ranum milik gadis itu, membuat bulu kuduk gadis itu meremang dengan jantung yang berdetak tak karuan.

Apa-apaan ini?

Dasar laki-laki gila!

Berengsek!

Gadis itu langsung menggigit jemari Revan kuat membuat Revan menjerit kesakitan dan refleks melepaskan pinggang gadis itu.

"Lo! Bener-bener," geram Revan, bisa-bisanya gadis itu menolak sentuhannya bahkan banyak kaum hawa yang ingin disentuh oleh Revan, dan apa yang dilakukan gadis ini? Menolaknya?

Revan melirik dada kiri gadis itu kemudian tersenyum smirk membuat gadis itu langsung menutupi dadanya dengan mata yang melotot.

Apa-apaan ini?

Apa laki-laki di depannya ini emang gila?

"Ck, gua nggak minat sama punya lo, gua cuma mau nengok nama elo, Geby Putri Andara," ujar Revan dengan menekan nama lengkap gadis itu. Ya, gadis itu adalah Geby.

Geby menurunkan tanganya sambil menatap benci pada pemuda di depannya itu, baju seragam yang keluar, dasi yang di kalungkan pada leher, celana yang dipensil, serta tindik hitam pada telinga kirinya cukup menjelaskan bahwa laki-laki di depannya ini adalah laki-laki bersifat bad.

"Mati aja lo!"

"Brengsek tau nggak!" maki Geby, ia langsung berlari meninggalkan Revan.

Sementara Revan hanya menatap kepergian gadis itu sambil memegang pipinga yang berkedut.

"Mine," gumannya pelan dengan tersenyum miring.

"Bft ... hahaha, baru kali ini gua lihat ada perempuan yang berani sama lu," ujar Zidan dengan tertawa kencang, ia sudah tak bisa lagi menahan tawanya, ia berjanji akan menyebarkan rekaman kejadian itu nanti, agar semua orang tahu bahwa kini sudah ada gadis yang berani dengan Revan.

Revan hanya mendengus sebal.

"Dalam kamus gua, nggak ada yang nggak bisa gua miliki. Gua bakal milikin dia apapun caranya," ujarnya membuat Zidan geleng-geleng kepala. Emang dikira barang kali ya?

REVANO [END] |SEGERA TERBIT|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang