Part8

95.3K 6.4K 213
                                    

Tampak gadis cantik yang kini tengah tersenyum sendiri di atas ranjang dengan mata terpejam jangan lupakan dengan dengkuran halus yang keluar dari mulutnya, sepertinya ia memimpikan sesuatu yang membuatnya begitu senang.

Tentu saja gadis itu merasa senang, ia sedang memimpikan Excel yan notabenya sudah menjadi mantan lebih memilihnya dari pada Lita, selingkuhannya hingga tiba-tiba Revan datang dan menghajar Excel hingga babak belur membuat gadis itu langsung terbangun.

"Akh, sial! Tu anak nongol mulu," gerutunya sambil mendudukkan dirinya kemudian menyandarkan tubuhnya pada headboar. Hingga tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara alarm dari jam Beker yang berada di atas nakas, Kevin memang sengaja menaruh jam Beker di situ untuk membangunkan adiknya.

Kring ... kring ... kring ...!

"Eh, buset!" Tangannya langsung menyambar jam itu kemudian mematikannya lalu dengan asal ia melemparkan jam itu di atas kasur.

Gadis itu bangkit, ia akan bersiap-siap untuk sekolah sekarang.

***

Geby segera menuruni angkot dan mulai memasuki perkarangan sekolahnya, ia berjalan melewati koridor-koridor kelas santai. Hingga ia mendengar cibiran dari beberapa perempuan yang berada di koridor kelas XI.

"Ih, itu 'kan yang cium Revan semalam?"

"Cantik aja kagak, sok banget."

"Kemaren aja sok, waktu dicium Revan langsung ditampar. Lah, tadi malam malah dia yang nyium Revan."

"Sok cantik banget."

"Ganjen."

"Genit, dasar jalang kecil."

Gadis itu menghirup udara sebanyak mungkin kemudian menghembuskan secara perlahan, berusaha menetralkan emosinya. Mereka tidak tau kejadian yang sebenarnya dan sekarang mereka berbicara seolah-olah mereka mengetahui semuanya, ia sebenarnya juga bingung.

Mereka tau dari mana jika semalam Geby mencium pipi Revan agar pemuda itu mau meminjamkannya hoodie-nya?

Gadis itu berusaha menulikan pendengarannya, bukan tak berani melawan tapi ia ingin hidupnya di sekolah ini tentram tanpa gangguan, ia tak ingin membuat masalah.

Hingga tiba-tiba langkah kakinya terhenti kala dirinya dihadang oleh tiga perempuan yang berpenampilan seperti tante-tante girang.

"Awas! Gua mau lewat," ujar Geby tenang tapi di balas dengan senyum sinis oleh tiga perempuan itu.

"Oh, jadi ini perempuan yang udah berani-beraninya cium pacar gua?" tanya perempuan yang berada di tengah-tengah, sepertinya dia adalah pimpinan dari dua cewek yang berada di samping kiri dan kanannya.

"Iya, Ren. Dia bahkan nempel-nempelin dadanya sama badan Revan," ujar perempuan yang berada di samping kiri gadis yang dipanggil dengan sebutan "Ren" tadi.

Mata Geby melotot, apa-apaan ini?

Ia bahkan tidak akan memeluk Revan jika keadaan itu tidak mendesak.

"Ck, dasar jalang."

"Dia juga cium bibirnya Revan dia juga biarin tangan Revan bermain dengan dadanya," ujar perempuan yang berada di samping kanan Rena, ya, perempuan yang berada di tengah-tengah itu bernama Rena.

Mata Geby semakin melotot.

Shit, apa-apaan ini? Perempuan itu mengarang cerita! Ia bahkan hanya mencium pipi Revan semalam, tidak lebih dan apa kata perempuan itu?

Ia membiarkan tangan Revan bermain di dadanya? Yang benar saja, ia saja sangat benci dengan Revan, mana mungkin ia membiarkan itu terjadi, dadanya adalah sesuatu yang sangat berharga dan hanya akan ia berikan itu pada suaminya kelak.

REVANO [END] |SEGERA TERBIT|Where stories live. Discover now