Part30

75.5K 5.2K 646
                                    

~Jangan selalu menyalahkan orang-orang yang nggak mau bertahan! Coba lihat elu-nya! Lu pantes nggak untuk dipertahankan?!~

Jangan lupa untuk tinggalkan vote dan coment

Happy reading
.
.
.

Revano Gentama Aflastar

Kevin membuka pintu kamar adiknya dengan lembut, berusaha sebisa mungkin agar pintu itu tak mengeluarkan suara yang bisa menggangu tidur adiknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kevin membuka pintu kamar adiknya dengan lembut, berusaha sebisa mungkin agar pintu itu tak mengeluarkan suara yang bisa menggangu tidur adiknya.

Langkah kakinya yang lebar perlahan mendekati sosok cantik yang kini tengah bergelung dengan selimut tebal, ia dudukan tubuhnya tepat di sisi kiri kepala adiknya. Tangannya bergerak untuk mengelus rambut panjang Geby. "Abang bakal jaga kamu."

Cup!

Kecupan hangat ia daratkan pada dahi adiknya.

Matanya menatap sang adik dengan penuh sayang, kalau tau akan begini kehidupan Geby, ia lebih memilih Geby untuk menjadi laki-laki saja. Tangannya mengepal kuat, ayahnya itu sungguh membuatnya ingin bertindak lebih, jika dia bukan ayahnya sudah ia pastikan laki-laki sudah musnah sedari dulu.

"Engh ... ayah ... bunda ... jangan pergi!" Gadis yang tadi terlihat sangat damai kini menjadi terisak kuat, air mata mengucur dari pelupuk matanya yang terpejam.

Kevin langsung mengusap lembut bahu adiknya yang bergetar. "Tenang, Dek!" Kevin berbisik lembut, dikecupnya pipi adiknya bertubi-tubi dengan air mata yang mulai mengucur. Ini bukan pertama kalinya, ia sudah sering melihat Geby yang menangis dan meminta kedua orangtuanya agar tak pergi ketika tidur. Ia tahu Geby rindu akan keluarga yang utuh dan harmonis. Bukan, bukan hanya Geby yang rindu, ia juga sangat merindukan itu. Ia butuh ayahnya, ia butuh bundanya, ia butuh mereka semua. Tapi nasi sudah menjadi bubur, semua tak akan bisa kembali seperti semula.

Setelah adiknya kembali tenang, laki-laki yang memakai kaos tipis itu mulai mencari ponsel Geby yang merupakan tujuan utamanya masuk ke dalam kamar Geby.

"Percuma punya pacar kalo nggak bisa dimanfaatin." Tangannya bergerak untuk menggulir layar gadget Geby ke bawah, mencari kontak bocah tengil yang tak lain adalah Revan.

***

Revan merapatkan selimutnya dengan mata terpejam. Kenapa udara terasa sangat dingin?

Ia memeluk guling dengan erat, hingga tak lama tanganya bergerak meraba-raba nakas yang terletak tepat di samping kasurnya untuk mengambil remote control. Dimatikannya AC yang membuat ruangan itu menjadi dingin, setelah selesai, ia meletakkan remote control itu dengan asal.

REVANO [END] |SEGERA TERBIT|Where stories live. Discover now