Part9

94.8K 6.5K 318
                                    

"Kalian ngapain?!"

Revan menjauhkan tubuhnya dari tubuh Geby membuat gadis cantik itu bernapas lega, gadis itu langsung memperbaiki bajunya yang sedikit berantakan dan langsung menghapus air matanya.

Sementara Revan hanya mendengus kesal melihat guru laki-laki berpawakan pendek dan perut buncit berjalan ke arahnya sambil membawa rotan.

Oh, astaga! Apa semua guru di sini selalu membawa rotan?

"Kalian ngapain?!" tanya guru itu sekali lagi dengan membentak, tapi hampir membuat Geby tertawa lantaran kumis tebal yang berada di atas bibirnya ikut bergoyang.

Lucu sekali, pikir Geby.

"Hey, kalian bisu atau tuli?!" geram guru itu, membuat Geby ingin sekali tertawa, ia hampir kelepasan kalo saja Revan tak segera membekap mulutnya.

Oh, astaga! Apa Geby tidak tahu bahwa guru di depannya ini adalah guru laki-laki ter-killer se-SMA Merah Putih.

"Kami mau ciuman, Bapak aja tiba-tiba datang. Ganggu aja," jawan Revan santai dengan tangan yang masih membekap mulut Geby.

Mata Geby melotot, ia langsung menggigit tangan Revan hingga membuat tangan Revan terlepas dari mulutnya.

"Aws, gadis ini."

Entahlah, untuk menggigit tangan Revan mungkin sudah menjadi hobi barunya sekarang.

"Apa?! Ciuman di sekolahan?!" Guru itu meninggikan suaranya, untung saja koridor telah sepi membuat Geby bernapas lega. Jika tidak mungkin ia akan semakin menjadi hot news hari ini.

Eits, tapi tunggu! Sepi? Berarti semua sudah masuk kelas dong?!

"Emang apa salahnya kalo ciuman di sekolah?" tanya Revan dengan santai, "Toh rasanya sama saja."

Geby langsung menyikut perut Revan membuat sang empu meringis kesakitan.

Geby melirik guru di depannya itu sekilas, tampak wajah sang guru yang memerah membuat Geby menjadi panik.

"Nggak kok, Pak. Nggak, kami nggak mau ciuman. Lagi pula saya juga nggak mau ciuman sama orang gilak kayak Revan," ujar Geby membuat Revan menatap tajam.

Gila? Baiklah ia akan menunjukan kegilaannya pada gadis itu, tunggu saja tanggal mainnya.

"Kalian!" geram guru itu, walaupun ia sangat ditakuti oleh siswa dan siswi di sekolah ini tapi nyatanya semua itu tak berlaku jika siswa itu adalah Revan.

"Bapak nggak percaya?" Revan menaikan sebelah alisnya kemudian tersenyum smirk membuat Geby menjadi was-was.

Apa yang akan dilakukan pemuda gila ini?

Geby sedikit menghindar tapi langsung ditarik oleh Revan dan ....

Cup!

Revan mengecup pipi Geby di depan guru itu membuat mata Geby melotot sementara guru itu langsung memukulkan rotannya pada paha Revan.

"Aws, sakit, Pak!"

Bugh! Bugh! Bugh! Bugh!

Revan terus meringis juga dengan Geby, ia ngeri sendiri.

'Biarin aja dah, tu anak dipukuli yang penting bukan gua.'

"Sekarang juga kalian hormat tiang bendera!" Guru itu menghentikan pukulannya.

Geby hendak menyerukan protesnya tapi langsung di tari oleh Revan menuju lapangan upacara.

"Makasih, Pak!" teriak Revan membuat guru itu geleng-geleng kepala melihat tingkah Revan.

REVANO [END] |SEGERA TERBIT|Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum