Sepuluh

225K 19.9K 809
                                    

Diperjalanan pulang,tak henti hentinya Syifa memikirkan satu fakta jika Kakak kelasnya Azka adalah anak dari bunda Jia

Bagaimana bisa sifat hangat dan welcome bunda Jia berbanding terbalik dengan Azka yang hanya bisa menampilkan wajah datarnya,oh jangan lupa tatapan tajamnya yang mengintimidasi.

Dih ngapain gue jadi mikirin dia batinnya

Ia menggelengkan kepalanya cepat,membuat orang orang yang melihat itu Teheran heran

Beberapa saat kemudian ia telah sampai di halaman rumahnya,ia memarkirkan sepedanya digarasi lalu bergegas masuk

"Assalamualaikum"

Tak ada sahutan,mungkin ummanya sedang dihalaman belakang,menjumpai bunga bunga yang telah ia rawat belakangan ini

Ia pun langsung pergi kekamarnya,membersihkan badan dan mengistirahatkan tubuhnya sejenak sambil menunggu azan Maghrib tiba

Tak lama terdengarlah azan yang berkumandang,segera ia menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim

Umma Syifa yang tak sengaja lewat melihat sang anak yang tengah menunaikan kewajibannya tersenyum hangat,ia sangat bersyukur dianugerahi seorang putri seperti Syifa yang selalu menjaga sholatnya.

Syifa juga selalu menjaga kehormatannya sebagai wanita,dengan tak pernah menunjukkan auratnya kepada lawan jenis,ya meskipun yang dikenakannya masih berada di tahap awal tapi itu sudah bagus daripada yang belum sama sekali pikirnya.

Lamunannya buyar ketika mendengar sang anak yang sudah mengucapkan salam,yang menjadi penanda sholatnya telah berakhir

Tok tok tok

"Syifa,umma masuk ya"

Yang dipanggil menoleh lantas menganggukan kepala

Umma Syifa duduk di tepi ranjang memperhatikan sang anak yang masih melipat mukenanya

"Ada apa umma"tanyanya yang kini sudah duduk disamping umma

Tangan umma Syifa terulur untuk mengelus rambut anaknya yang tak tertutup hijab,senyuman indah tercetak jelas diwajahnya

Syifa yang mendapatkan perlakuan seperti itu tersenyum lebar,namun sebagian dirinya juga bertanya mengapa akhir akhir ini ummanya selalu bersikap seolah olah ia akan pergi

Namun itu tak menjadi masalah baginya, yang terpenting ia masih bisa merasakan kehangatan seorang ibu.

*****

Suasana dikelas MIPA 3 benar benar hening,semua murid fokus mendengarkan pelajaran sejarah yang sedang diterangkan oleh Bu Desi yang tak lain adalah guru sejarah

Tapi jangan salah fokus mereka memang pada pelajaran sejarah tapi tidak dengan pikiran mereka yang berkelana menjelajahi dunia

"Bima"panggil guru itu

Seketika lamunan Bima,si ketua kelas paling bobrok sepanjang masa buyar seketika,wajahnya mendadak tegang karena sedari tadi ia tak mendengarkan penjelasan dari guru didepannya

"Jadi siapa itu dr.wahidin Sudirohusodo"tanyanya

Bima gelagapan karena ia tak tau jawabannya,matanya melirik kanan kiri seolah meminta pendapat

"Bima" panggil Bu Desi karna ia tak kunjung menjawab

Ia menyenggol teman sebangkunya Rizal meminta jawaban

My bad boy Azka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang