Lima Puluh Sembilan

123K 14.1K 4.8K
                                    

Syifa menggeliat dalam tidurnya begitu merasakan sentuhan lembut di kepalanya,mata bulat itu perlahan terbuka dan langsung menampakkan sosok Azka yang sudah duduk didepannya.

"Bangun gih,udah subuh lewat malah"ujar Azka,tangan lelaki itu masih setia mengusap kepala Syifa yang masih berbaring.

Bukannya bangun,gadis itu malah menaikkan selimutnya sebatas dada dan kembali mencari posisi nyaman,mungkin karena hari ini hari libur,ia jadi malas malasan seperti ini.

Azka tersenyum simpul
"Sholat dulu bee"ujarnya masih setia dengan kelembutan kalimatnya.

"Nanti ih kak Azka,setengah enam deh,masih jam lima juga"kesalnya,entahlah moodnya pagi ini benar benar tak baik,bahkan untuk hal ibadah saja gadis itu menjadi malas sekarang.

"Gue cuma pesen,jaga sholat Lo,karena jika lo kehilangan sama aja Lo kehilangan semuanya"nasihatnya,terakhir ia mengecup pelipis Syifa sebelum meninggalkan gadis itu.

Tepat setelah Azka menutup pintu,gadis itu langsung terbangun dari tidurnya,fikirannya melayang karena perkataan azka barusan.

"Astaghfirullah,maafin syi ya Allah"ujarnya

Tanpa buang waktu lagi syifa langsung mengambil air wudhu dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Gadis itu kemudian bersimpuh di atas sajadahnya,memikirkan kembali apa yang baru saja ia perbuat,Yap menunda sholat.ia jadi teringat almarhum ayahnya,pasti beliau sangat sedih melihat gadis kecilnya menjadi pembangkang seperti ini.

"Maafin syi ayah"ucapnya meskipun setelah menikah dosanya tidak lagi di tanggung oleh ayah,tapi tetap saja ia merasa tak tega karena selama ini sudah banyak berbuat dosa.

Masih mengenakan mukenanya,Syifa keluar mencari Azka,sungguh ia butuh lelaki itu disampingnya.

Pandangannya menangkap sosok Azka yang sibuk meracik minuman di dapur,dengan berlinang air mata ia menghampiri lelaki itu dan langsung memeluknya erat.

Keempat sahabat Azka yang menyaksikan adegan itu hanya dapat mengusap dada,maklum jomblo di suguhkan hal begitu ya langsung ambyar.

Azka terkekeh geli seraya mengusap punggung bergetar gadisnya "hey,kenapa kok nangis?"tanyanya,meskipun sebenarnya ia sudah tau jawabannya.

Syifa menggeleng pelan dan makin mengeratkan pelukannya,untuk sekedar bicara saja gadis itu tak mampu,perihal kelakuannya tadi pagi dan mengingat mendiang sang ayah,benar benar membuat hatinya sakit.

Kalian tau kan jika ayah itu adalah cinta pertama seorang anak perempuan,namun bisa juga menjadi patah hati pertama anak perempuan,seperti yang dirasakan Syifa kali ini.

"Its okey,gak papa yang penting besok jangan di ulangi lagi"peringat Azka dengan nada lembutnya.

Lagi Syifa mengangguk dalam dekapan Azka,gadis itu belum mau melepaskan pelukannya,terasa nyaman di posisi seperti ini.

"Ekhm!udah kali gak liat ada jomblo disini"celetuk Dika tiba tiba,lelaki itu jadi panas sendiri melihat ke uwuwan dua orang di depannya ini.

Syifa terkejut mendengar sindiran itu,ia tak mengetahui jika ada orang lain disini selain dirinya dan Azka,ingin melepaskan diri namun tertahan oleh azka yang kini merengkuh pinggangnya posesif.

"Kak Azka ih!malu tau syi nya"bisik gadis itu

"Lo berempat balik ke depan,ganggu"ucap Azka datar

Zeyan yang memang sudah selesai dengan secangkir kopinya langsung pergi begitu saja,berbeda dengan ketiga sahabatnya yang harus mengeluarkan ocehan tak berfaedahnya terlebih dulu.

My bad boy Azka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang