Lima Puluh Empat

129K 13.4K 6.3K
                                    

Syifa menatap taman didepannya yang nampak indah,danau yang terlihat hijau ditambah dengan bebek gowes yang berlayar di atasnya,bunga warna warni yang mengelilingi taman ini juga adanya kursi panjang,tempat para manusia beristirahat nantinya.

Ia tersenyum senang seraya melirik ke arah Azka yang tampak sibuk dengan ponselnya,Syifa menghelakan nafasnya,wanita itu jadi geram sendiri melihat tingkat Azka yang beberapa hari ini selalu saja mengutamakan ponselnya.

"Udah kali kak main ponselnya"ujarnya mengingatkan.

Alfariel,bocah lelaki itu sudah terlebih dulu memasuki area taman bersama dengan zeyan dan Diego yang juga ikut bersama mereka.

Azka terkikik sebentar,lelaki itu kemudian mematikan ponselnya lalu menyimpannya dalam saku celananya

"Masalah buat Lo,kenapa?mau di perhatiin juga"tanyanya mengejek.

Syifa menatap nyalang Azka
"Lagu lu pede,cakep kali lu"sahutnya lalu meninggalkan lelaki itu sendirian.

Kini,Azka dibuat cengok dengan penuturan istrinya barusan,buru buru ia mengeluarkan ponselnya dan langsung menekan aplikasi kamera,ia menatap wajah dirinya disana seraya mengusapnya pelan

"Gue kan emang cakep"gumamnya

Lelaki itu mengedikkan bahunya acuh,tak ingin memusingkan perkataan Syifa barusan padanya,mungkin istrinya tengah sakit mata sehingga menganggapnya tak tampan seperti biasanya

Emang biasanya syi nganggep Azka tampan?keknya enggak

Baru ingin melangkah,namun seseorang menghentikannya dengan menepuk bahunya pelan,Azka seketika menoleh dan mendapati seorang penjaga taman disana,terlihat dari seragamnya seperti satpam.

"Ada apa?"tanya Azka datar,seperti biasanya,lelaki itu akan terlihat acuh pada orang di sekitarnya.

Seorang bapak yang menepuk Azka tadi berusaha terlihat baik baik saja,meskipun dalam hatinya takut karena aura Azka yang menyeramkan.

"Kalau adek mau masuk registrasi dulu di sana"ujar bapak itu memberi tahu seraya menunjuk bagian pojok taman tempat dimana registrasi dilakukan.

Azka mengangguk paham lalu beranjak menuju tempat registrasi itu

"Gue baru tau ada taman yang harus registrasi dulu,jaman gue gak ada yang begini"monolognya

Azka segera mengisi kolom nama disana,dirinya dan keluarga kecil yang dibawanya,lelaki itu kemudian mengeluarkan lima lembar uang berwarna merah sebagai tanda pembayaran.

"Terima kasih kak"ujar seorang gadis penjaga registrasi tersebut.

Azka tak menyahut,lelaki itu memilih pergi untuk menyusul Syifa yang sepertinya kesal padanya.

"Ganteng sih tapi dingin"tambah si mbak registrasi yang tak mendapatkan respon apapun dari Azka.

Sementara itu didalam taman,Syifa nampak sibuk mencocokkan foto yang ada di ponselnya dengan keadaan di taman ini,ia tersenyum senang kala menemukan satu titik yang sangat mirip dengan foto di ponselnya.

Gadis itu memandang ke arah alfariel yang nampak senang bermain dengan kedua sahabat suaminya,dengan begitu ia bisa sedikit mengupas misteri kematian queen di taman ini tanpa bayang bayang Alfariel nantinya.

Syifa berjalan mendekat,ia menatap lekat tempat itu
"Tiga tahun lalu queen emang pernah kesini bareng pacarnya,terus sekarang gue ngapain kesini,masa cuma nyocokin tempat doang,lah gak dapet apa apa dong"monolognya

Jika difikir fikir memang benar,tidak ada gunanya jika hanya sekedar mencocokkan tempat,apalagi jika memang sudah tau jika queen sudah pernah kesana sebelumnya.

My bad boy Azka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang