Tiga Puluh Lima

169K 16.4K 3K
                                    

Seorang lelaki menggeram marah dibalik pohon begitu aksinya di gagalkan oleh Revan,dengan beraninya lelaki melindungi Azka yang beberapa tahun ini memang ia incar kematiannya,padahal ia tau jika hubungan Revan dan Azka sedang tidak baik-baik saja.

Dengan sekuat tenaga ia meninju pohon didepannya,menyalurkan segala Amarah yang melingkupi dirinya,pandanganya jatuh pada gadis yang berada dalam dekapan Azka,lelaki itu menyunggingkan smirknya

"Setidaknya kalau bukan Lo yang mati,maka gadis itu yang menjadi penggantinya"gumamnya,lalu pergi dari sana saat dirasa persembunyiannya sudah di ketahui oleh Azka.

******

Vania menatap pintu di depannya,sudah terhitung satu jam gadis itu menunggu,jika bukan karena rindu,gadis itu tak kan mau berdiam diri sini,menunggu sesuatu yang tak pasti.

Gadis itu mengehelakan nafasnya,ia kembali mengecek ponselnya,melihat alamat apartemen yang sepupunya tinggali sekarang.

"Beneran ini deh alamatnya"gumamnya

Sementara itu,di ujung koridor apartemen,Syifa dapat melihat seorang perempuan yang tengah berdiri didepan pintu apartemennya,ia mengernyit bingung,dari postur tubuhnya sepertinya ia mengenal orang itu.

"Vania"panggil Syifa

Yang di panggil pun menoleh,matanya berbinar dengan senyuman manis yang tercipta di wajah cantiknya,

"Ya ampun sipa,Lo udah gede aja sekarang"ujar Vania dengan memeluk erat Syifa didepannya,gadis itu masih belum menyadari kehadiran dua lelaki di belakangnya

"Ekhm"kedua gadis itu langsung tersadar begitu Azka berdehem pelan,Syifa menampilkan cengirannya pada Azka yang di sambut usapan di kepalanya.

"Oh iya kenalin ini kak Azka dan ini___"

"LO"

"LO"

Syifa langsung mengatupkan bibirnya ketika dua anak manusia itu saling berteriak didepannya,gadis itu merapatkan tubuhnya pada Azka mencari perlindungan disana.

Vania membelalakkan matanya tak percaya dengan apa yang dilihatnya, bagaimana bisa sosok Revan kini berada didepannya,sesempit itukah dunia.

Revan menggelengkan kepalanya cepat,tak percaya dengan sosok gadis yang kini sudah berdiri didepannya,mimpi apa dia semalam sampai ditemukan lagi oleh sosok gadis cerewet ini.

"Lo ya! ngapain Lo disini,pasti Lo ngikutin gue kan,Lo kepo kan sama kehidupan gue atau jangan-jangan Lo ngefans lagi sama gue,wah wah gak nyangka gue,dasar Lo penguntit,Lo it__"Vania langsung merapatkan bibirnya ketika tangan Revan menyentil kuat keningnya,dengan kasar ia mengusap keningnya itu yang pasti memerah.

"Mulut Lo ya Alus bener kalo ngomong kek jalan tol"cibir revan kesal,pikirannya kalut dengan masalah keluarga dan sekarang harus ditambah dengan ocehan gadis didepannya ini.

Syifa terkikik geli melihat raut wajah vania yang tampak menggemaskan,bibirnya maju lima senti dengan tanganya yang terus mengusap bagian keningnya.

Azka juga bingung dengan Revan,tak biasanya Lelaki itu banyak bicara dengan orang baru di kehidupannya,ya meskipun persahabatan mereka sudah berhenti selama tiga tahun lamanya, tapi tetap saja kebiasaan lelaki itu yang masih melekat di ingatannya,maklum sahabatan dari kecil dan hancur karena ulah seorang wanita ular.

My bad boy Azka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang