Tiga Puluh Empat

178K 16K 1.3K
                                    

Azka tersenyum senang ke arah Syifa kala perempuan itu dengan lahap memakan sarapannya yang hanya berupa bubur ayam,kali ini keduanya memilih taman sebagai lokasi untuk sarapan,tadi begitu keduanya tiba di taman,Syifa langsung menarik tangan Azka menuju salah satu stand yang mereka tempati sekarang,awalnya Azka ragu dengan tempat ini,karena letaknya yang dipinggir jalan dan hanya di batasi Dengan kain sebagai penutupnya, sejujurnya baru kali ini Azka makan di tempat yang kondisinya seperti ini karena biasanya lelaki itu akan makan di restoran yang berbintang lima.

Azka tersenyum senang ke arah Syifa kala perempuan itu dengan lahap memakan sarapannya yang hanya berupa bubur ayam,kali ini keduanya memilih taman sebagai lokasi untuk sarapan,tadi begitu keduanya tiba di taman,Syifa langsung menarik tangan Azka ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syifa meneguk segelas air saat dirinya telah selesai makan,ia melirik pada mangkuk bubur ayam Azka yang masih penuh, sepertinya lelaki itu belum menyentuhnya sama sekali,bisa dilihat tatanan sendoknya yang masih sama saat bubur itu datang.

Gadis itu mengambil alih mangkuk Azka dan mulai menyuapi lelaki itu,untunglah kondisi di sekitarnya yang tak begitu ramai jadi Syifa tak perlu malu melakukannya,dengan senang hati Azka menerima suapan Syifa,gadis itu tampak serius melakukannya,meskipun dalam keadaan marah tapi Syifa tak mau jika Azka sampai tak makan apalagi sarapan.

"Kalau Lo yang nyupin rasanya beda"ujar Azka

Syifa mendengus malas,pasti setela ini laki laki itu akan menggombali dirinya,bukan PD bukan,tapi memang biasanya tingkah lelaki akan demikian jika gadisnya marah

"Kok Lo gak nyaut"tanyanya

Syifa menghelakan nafas,ia menatap datar Azka didepannya
"Mau nyaut apa?kenapa rasanya beda,gitu"balas Syifa

Azka terkekeh pelan, sepertinya Syifa bukan tipe cewek yang suka di gombali,ralat tapi Azka memang tak pernah menggombali Syifa,lelaki itu hanya bicara faktanya saja.

"Dih gak jelas,tiba tiba ketawa"sahut Syifa saat retinanya malah mendapati Azka yang tertawa,apanya yang lucu coba,perasaan dia aja gak ngelawak.

Azka tak menjawab,kepalanya mundur kebelakang saat Syifa menyuapkan kembali bubur ayam itu, lelaki itu menggeleng pelan menolaknya

"Udah kenyang"katanya seraya menjauhkan sendok yang masih mengambang di udara itu,Syifa menurut karena tak baik memaksakan orang yang sudah kenyang untuk makan lagi,tapi tak baik juga jika tak menghabiskan makanan,mubazir.kalau sudah begini,gimana coba?

"Tapi baru lima suap loh"ujar Syifa ingat jika laki laki dihadapannya ini baru makan lima suap,masa iya makan lima suap udah kenyang.

"Yakin udah kenyang"tanyanya,ia sedikit ragu jika Azka memang sudah kenyang,lelaki itu mengehelakan nafas,jujur ia memang belum kenyang,tapi ia juga tak mau melanjutkan makannya karena pada dasarnya ia tak suka bubur ayam,itu menjijikkan karena teksturnya yang lembek.

"Gue gak suka bubur"terpaksa ia harus jujur dari pada Syifa terus membujuknya dan berakhir sia sia karena percuma ia tak akan mau memakan makanan yang lembek macam bubur

"Kenapa gak bilang,kan bisa kita cari tempat lain buat makan"ujar Syifa yang merasa tak enak,karena memang tadi dirinyalah yang menarik Azka ke tempat penjual bubur ayam ini.

My bad boy Azka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang