Tiga Puluh Dua

184K 16.9K 3.3K
                                    

Syifa menatap datar semangkuk bakso yang ada didepannya sekarang,selera makannya mendadak hilang begitu melihat suasana kantin yang ramai,entahlah moodnya benar benar hancur,teman teman Syifa menatap gadis itu heran,tak biasanya ia bersikap demikian,apalagi jika sudah disuguhkan semangkuk bakso,tapi lain halnya dengan kali ini yang terlihat seperti tak punya semangat hidup.

"Lo kenapa deh syi"tanya nesa sambil menyuapkan bubur ayam kedalam mulutnya,berbeda dengan Syifa,teman temannya justru antusias pergi ke kantin untuk memanjakan cacing mereka yang sedari tadi sudah meronta minta jatah

"Hooh syi,tumben Lo gak selera sama bakso,biasanya di kelas Lo haluin tu makanan"timpal nifa,memang jika sedang berada di kelas Syifa kerap kali mengajak ngobrol nifa perihal bakso,entah itu soal citarasanya atau bentuknya yang mengapa bulat

Syifa tak menjawab,gadis itu justru pergi meninggalkan kantin,mendengarkan celotehan teman temannya semakin membuat buruk kondisi hatinya.

Sahabat Syifa menatap aneh kepergiannya,mereka bingung sepertinya diantara mereka tak ada yang salah bicara,namun kemudian mereka tersadar ketika melihat dibagian pantat gadis itu yang tampak warna kemerahan,Syifa bocor!
Pantas saja jika gadis itu tampak murung sedari tadi, ternyata PMS toh

Baru mereka akan menyusul syifa untuk memberitahukan jika gadis itu kedatangan tamu tapi diurungkan ketika melihat sosok Azka yang sudah terlebih dulu menyusulnya dengan membawa sebungkus pembalut?WHAT!!!!pembalut?

Syifa menggerutu dalam jalannya,setiap murid yang melihatnya pasti akan tertawa entah apa yang membuat mereka tertawa tapi Syifa yakin jika mereka menertawakan dirinya,tapi kenapa?

Gadis itu bersikap tak perduli,hingga dirasakannya lengan kekar seseorang memeluknya dari belakang,ia terkejut melihat sepasang tangan yang sedang mengikat sesuatu dipinggangnya,sebuah sweater berwarna hitam?untuk apa?

Seolah tersadar dengan posisi keduanya,Syifa dengan cepat menjauhkan tubuhnya dari orang itu,ia menoleh dan mendapati seseorang itu yang ternyata adalah azka,lelaki itu menatap Syifa dengan wajah datarnya,dan tunggu tanganya yang membawa sebungkus pembalut?

Jangan jangan......

Ia membekap mulutnya dengan kedua matanya yang membola,ia paham maksud Azka dengan mengikatkan sweater di pinggangnya,ia kedatangan tamu lalu akhirnya bocor,dan itulah yang membuat beberapa murid tertawa, sungguh ia malu, benar benar malu,tenggelamkan saja di sungai Amazon kalau begini

Azka menyerahkan kantung pembalut itu pada Syifa,tak tanggung-tanggung ia menyerahkannya di koridor yang tampak ramai dengan murid karena sekarang adalah jam istirahat,dengan gesit Syifa mengambil pembalut itu dan langsung menyembunyikannya dibalik kerudungnya yang lumayan panjang,ia menatap Azka sekilas seolah mengucapkan terima kasih,karena jujur mulutnya terasa kelu untuk berbicara apalagi didepan para murid yang kini terang terangan memandangi keduanya.

Tanpa buang waktu lagi,Syifa meninggalkan koridor itu ke kamar mandi untuk menggunakan pembalut yang tadi diberikan Azka, lelaki itu tampak menyunggingkan senyum geli melihat wajah gadisnya yang sudah merah karena malu,kaum hawa yang melihat Azka tersenyum memekik histeris,bisa dihitung jari lelaki itu tersenyum selama bersekolah di kencana,Azka menormalkan raut wajahnya menjadi datar kembali, pandanganya berubah tajam seolah mengiringi kepergiannya dari sana.

******

Syifa memandangi bagian tubuh belakangnya dari pantulan cermin toilet,matanya fokus pada bercak darah di rok abunya,jika ia keluar dengan keadaan begini yang ada malah diketawain lagi nantinya,tapi kalau mau ditutupin,ditutupin pakai apa?

Pandangannya jatuh pada sweater hitam milik Azka,bukan ide yang buruk jika ia menggunakannya,tanpa pikir panjang ia pun memakai sweater itu,wangi seorang Azka langsung menyeruak ke Indra penciumannya yang jujur membuatnya tenang,kembali dirinya memperhatikan tubuhnya pada cermin didepannya,tubuhnya serasa tenggelam karena panjang sweater itu yang mencapai lututnya belum lagi panjang tangannya yang melebihi kapasitas,jadi kek orangan sawah sekarang

My bad boy Azka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang