Dua Puluh Sembilan

194K 17.1K 999
                                    

Syifa menghampiri Azka yang telah menunggunya di parkiran sekolah,sejak beredar rumor yang mengatakan jika Azka dan dirinya yang resmi berpacaran, laki laki itu langsung memutuskan untuk tidak menutup nutupi lagi jika dirinya yang mengantar jemput syifa seperti hari hari sebelumnya,dan tak ada lagi alasan Syifa untuk menolaknya.

"Mau langsung pulang"tanya Azka,Syifa hendak mengangguk tapi ia urungkan ketika teringat perihal janjinya dengan Melly yang akan bertemu setelah pulang sekolah,artinya ia harus meminta izin dulu pada Azka.

Gadis itu memilin ujung baju Azka didepannya yang sudah menaiki ninja hitamnya,laki laki itu mengernyit bingung tapi sedetik kemudian ia terkekeh pelan,azka mengacak pelan jilbab Syifa membuat sang empu mendengus malas.laki laki itu peka dengan sikap Syifa yang seperti ini,pasti ada maunya.

"Mau apa"tanyanya pengertian,tangan yang tadi ia gunakan untuk mengacak jilbab Syifa kini berganti tugas mengusap kepala gadis itu,mungkin hal itu menjadi hobby baru baginya.

"Syi ada janji sama Melly, mau ketemuan,boleh gak?"tanyanya,Azka menaikkan sebelah alisnya heran,ia tau Melly,badgirl yang terkenal bringas di kencana tapi akan menjadi kucing lemah di hadapan arfan,bukan ia tak tau,sering ia melihat Melly memohon pada Arfan agar tak di hukum, pertanyaannya apa hubungan yang dimiliki Syifa dengan melly,jika dilihat dari perilaku sudah terlihat jelas perbedaannya.

"Mau ngomongin apa?"Syifa mengetukkan jarinya di dagu,ia masih ragu untuk memberi tahu Azka, tapi ia ingat jika kemarin sudah menceritakan semuanya pada lelaki itu.

"Kak Azka ingat,kemarin syi cerita,kalau melly ada mau ngomong sama syi dan dia ngajakin ketemuan hari ini"jawabnya lugas,Azka memutar memorinya mengingat cerita Syifa kemarin,ia mengangguk setuju mungkin setelah bertemu dengan melly istrinya ini akan merasa lega.

"Yaudah,tapi ganti baju dulu"laki laki itu meneliti pakaian Syifa yang masih menggunakan seragam sekolah,tak pantaskan jika main masih menggunakan seragam sekolah, cukup dirinya saja yang terkenal urakan tidak dengan istrinya.

Syifa memperhatikan penampilannya sekarang, dirasa kurang pantas memang jika dirinya pergi masih dengan menggunakan seragam sekolah,tapi kalau pulang ke apartemen pasti akan memakan waktu banyak dan waktu berceritanya akan berkurang.

Azka paham dengan apa yang tengah di pikirkan istrinya sekarang,gadis itu tak pandai menyembunyikan air mukanya dan itu sangat mudah untuk dibaca Azka,maklum ketua geng jadi udah biasa baca begituan.

"Kita ke mall aja"mata Syifa berbinar mendengar Azka yang mengajaknya ke mall,meski sudah sering kesana tapi rasanya akan berbeda jika pergi bersama orang yang disayang,eh udah cinta malahan.refleks ia memeluk Azka membuat laki laki sedikit terjungkal kebelakang untunglah ia sigap menahan beban yang menimpanya.

Kejadian itu tak lepas dari penglihatan beberapa murid yang masih berada di dalam sekolah, mereka memekik histeris begitu melihat Syifa yang dengan mudahnya dapat memeluk pangeran kencana yang terkenal sangat dingin.

Pengen jadi Syifa deh

Uuu Syifa beruntung banget

Avv,baper sekaleh

Syifa seolah tersadar atas perbuatannya barusan dan langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Azka,ia menutup wajahnya yang memerah karena malu akibat kecerobohannya barusan yang dengan tiba tiba memeluk Azka didepan umum.

Azka terkekeh geli melihat tingkah gadis didepannya ini, sebenarnya dikasih makan apa sih sama mertuanya sampai jadi gadis yang begitu menggemaskan,ia pun menurunkan tangan Syifa yang menutupi wajahnya,ingin melihat rona merah yang tercetak disana sudah dibilang kan Azka sangat menyukai Syifa dengan wajah yang memerah.

My bad boy Azka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang