Lima Puluh Tiga

136K 14.8K 2.9K
                                    

Dika menggeleng pelan melihat setumpuk coklat yang menjulang tinggi di dalam troli yang di bawanya.

Lelaki itu tak habis pikir dengan jalan pikir Azka yang mengizinkan bocah lelaki yang tinggal dirumahnya itu untuk membeli coklat sebanyak ini.

Bayangkan 150 buah coklat!!!

Tadi saat dirinya baru sampai di depan supermarket,Syifa yang notabennya istri dari sahabatnya itu mengirimkannya pesan untuk menambah pembelian coklat sebanyak 100 buah,dan sekarang beginilah jadinya.

Matanya menelisik setiap sudut supermarket,mencari keberadaan Riko yang tadi ia suruh untuk mencari lima batang coklat lagi karena jumlahnya yang kurang.

"Dika"panggil seseorang dari arah belakang seraya menepuk pelan pundak lelaki itu.

Ia pun menoleh dan mendapati Riko yang berdiri disana tanpa membawa barang yang tadi ia pesan.

"Mana coklatnya?"tanya Dika to the point

Riko mengedikkan bahunya acuh
"Abis kata mba yang jualan"jawabnya

"Lo kate warteg,mbak yang jualan"sahutnya

Hingga pandangannya berhenti pada seorang gadis yang tengah memilih barang,bukan!bukan pada gadisnya melainkan pada troli yang dibawa oleh gadis itu.

Kedua manusia itu saling berpandangan seolah pikiran mereka sama.ya!untuk mengambil coklat batangan yang terdapat di dalam troli gadis itu.

Dika menampilkan smirknya seraya berjalan mendekat pada gadis itu,langkahnya yang tegas dengan sorot mata tajam seolah mengintimidasi membuat dirinya terkesan ingin menghajar lawannya.

"Maap mbak saya boleh minta coklatnya gak"ujar Dika tiba tiba yang sukses membuat Riko yang berjalan di belakangnya menggeleng singkat.

Gadis itu menoleh dengan menautkan kedua alisnya bingung
"Mas mau minta coklat saya"tanya gadis itu

Dika mengangguk seperti anak kecil yang sedang di nasehati ibunya

"Gak boleh lah,kan ini punya saya,lagian masnya udah punya coklat banyak,ngapain minta punya saya"sewot gadis itu pada akhirnya,matanya melirik keranjang troli yang ada pada Riko dibelakang Dika.

"Cerewet amat ni orang"gumam Dika singkat

"Ya bodo amat,pokoknya gue mau coklat Lo sekarang juga"kekeh dika,tanpa persetujuan gadis didepannya,Dika langsung mencomot lima coklat batangan dalam troli si gadis,yang kebetulan jumlahnya sama dengan yang ia butuhkan.

Gadis itu membelalakkan matanya tak percaya dengan apa yang dilakukan lelaki di depannya ini

"LO NGERTI BAHASA MANUSIA GAK SIH!GUE BILANG KAN GAK BOLEH"pekiknya kencan,untunglah keadaan supermarket tak begitu ramai sekarang.

Riko refleks menutup telinganya begitu mendengar pekikan kencang dari si gadis yang diambil coklat nya oleh Dika.

"Kasih aja dik,ngamuk nanti ni macan"bisik Riko

"Mendingan kita di amuk sama ni macan,dari pada sama Singa di apart"balasnya,ya kalian tau lah siapa siapa singa di apart,Azka.

"Gak ada ini punya gue sekarang"kekehnya masih sama.

Gadis itu melotot seketika,tanganya mengepal di kedua sisinya.

Dika dan Riko menunggu amukan gadis itu,namun yang terjadi justru diluar ekspektasi,gadis itu menangis!

"Itukan coklat gue hiks...ngapain di ambil hiks...kan kalian berdua udah punya coklat yang banyak hiks..."tangisnya

Kedua lelaki itu di buat gelagapan Melihat gadis di depannya ini menangis,jika tadi yang terjadi gadis ini marah,mungkin mereka berdua masih sanggup mengurusnya,lah kalau sudah begini,yang terjadi malah menangis,mereka harus bagaimana?

My bad boy Azka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang