Eleven

12.4K 859 165
                                    

Maaf baru UP, habis ku cek ulang soalnya..

Enjoy reading..

Youra

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu ketika sudah berdiri di depan ruangan Taehyung. Begitu pintu terbuka, aku melangkahkan kakiku masuk dan kembali menutup pintunya.

Berjalan menghampiri Taehyung, aku berdiri canggung di hadapannya. Ia terus saja menatapku seolah-olah aku ini adalah terdakwa.

"I-iya.. Pak Taehyung?" ucapku gugup dan terbata.

Astaga, kenapa ruangan ini mendadak terasa suram. Auranya juga menakutkan. Apa ini karena Taehyung marah padaku?

Aku pun mulai merasa takut.

Taehyung bangkit dan berjalan menghampiriku. Ia berdiri menjulang di hadapanku dan aku semakin gugup di tatap seperti itu.

"Sayang..." panggilnya berbisik lirih di telingaku.

Aku terpaku, tubuhku menegang dan darahku berdesir hebat saat merasakan hebusan nafasnya yang hangat menerpa kulitku.

"T-taehyung..." jawabku semakin gugup.

Ia merapatkan tubuhnya ke tubuhku, tangannya meraih pinggangku dan perlahan naik mengusap sisi-sisi lengan tanganku.

"A-apa yang kau lakukan? Ini masih di area kantor, Taehyung. Jika karyawan lain ada yang melihat, mereka bisa salah paham." ucapku berusaha mengingatkan, namun Taehyung sama sekali tidak memperdulikan.

"Aku tidak peduli, Youra. Aku bahkan ingin sekali menciummu, sekarang." jawabnya berbisik lirih dan kembali mengeratkan pelukannya di tubuhku.

"Taehyung! Kau bahkan sudah mendapatkannya tadi pagi." ucapku berusaha menolaknya.

"Itu hanya kecupan, Youra. Bukan ciuman." jawabnya masih terus berusaha merayuku.

"Astaga! Kenapa kau mesum sekali? Dan ini... lepaskan tanganmu, Taehyung. Bagaimana jika nanti ada yang melihat? Aku tidak ingin menjadi bahan pembicaraan karyawan lain di sini." ucapku berusaha berkata jujur.

Mengingat hari ini beberapa karyawan sedang ramai membicarakanku, lebih baik aku berhati-hati mulai dari sekarang. Jangan sampai aku melakukan kesalahan apapun, atau bahkan membuat kehebohan.

"Sayang, kaca ruangan ini tidak tembus pandang. Mereka tidak akan tahu, kau tidak perlu khawatir. Jika kau merasa takut, bagaimana jika umumkan saja hubungan kita di depan mereka?" ungkapnya terdengar bersungguh-sungguh.

Astaga Taehyung, tapi aku belum siap.

"Jangan! Itu bukan ide yang bagus. Lebih baik, biarkan saja dulu seperti ini. Aku tidak ingin membuat kehebohan." tolakku berusaha meyakinkan.

"Kau tidak perlu khawatir, sayang. Siapa pun yang berani berbicara buruk tentangmu, maka aku tidak akan segan-segan untuk memecatnya. Ini perusahaanku dan aku bebas melakukan apa pun yang aku mau." ucapnya menegaskan dan aku hanya bisa mendesah pasrah.

"Dasar keras kepala! Kenapa semuanya harus menuruti kemauanmu. Dan ini.. tidak di apartemen tidak disini, kau selalu saja mesum. Lepaskan tanganku! Aku ingin kembali ke ruanganku." ucapku sebal dan berusaha melepas rengkuhan tangangannya di tubuhku.

"Tidak ada ciuman, maka tidak akan aku biarkan kau keluar." jawabnya mengancamku.

"Astaga!" desahku pasrah.

Aku pun tak bisa membantah ataupun menolaknya.

Segera aku berjinjit, meraih bahunya yang kokoh dengan kedua tanganku dan menciumnya lembut untuk beberapa saat.

[M] DESIRE✅Where stories live. Discover now