Fourty Nine

5.6K 391 267
                                    

Enjoy Reading..

Youra

Pagi ini aku dalam perjalanan kembali pulang bersama Jimin dan juga yang lain. Sedangkan Taehyung, dia sudah pulang kemarin malam naik helikopter yang entah sejak kapan sudah berada di landasan pulau miliknya. Dia pergi terburu-buru setelah mendapat panggilan entah dari siapa, aku juga tidak tahu.

Mencoba berfikir positif, namun hati tidak bisa berbohong jika rasa cemas dan kecewa sudah hinggap sejak semalam. Aku berfikir, tidak bisakah Taehyung membawaku pulang bersamanya. Atau setidaknya menjelaskan apa yang sedang terjadi, sehingga aku harus tinggal lebih lama darinya. Apa Taehyung begitu sibuk, sehingga tidak ada kabar dan kejelasan apapun darinya sejak semalam.

Entah kenapa hatiku terasa sakit. Meski berusaha percaya dan tidak berfikir berlebihan, namun nyatanya aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku takut.

Meremas dadaku dengan kuat, aku mencoba abai dengan fikiran-fikiran burukku. Berusaha tersenyum kepada yang lain, agar mereka tidak menatapku penuh curiga. Kupasang senyum semanis mungkin begitu kapal sudah berhenti di pelabuhan. Aku tak ingin siapapun tahu dengan kegusaranku.

"Youra.. Taehyung baru saja berpesan, jika kau bisa langsung kembali pulang ke apartemen." ucap Jimin memberitahuku. Tunggu, Taehyung menghubungi Jimin. Tapi kenapa dia tidak menghubungiku? Aku bahkan sudah menunggu kabarnya sejak semalam.

"Apa saat ini Taehyung berada di apartemen, Jim?" tanyaku ragu-ragu, hingga tak sadar tanganku saling bertautan karena cemas. Namun aku juga penasaran dimana Taehyung berada saat ini.

"Aku juga tidak tahu, Youra. Dia tidak mengatakan apapun selain pesan itu."

"Ahh.. terimakasih Jimin." ucapku tersenyum kecut. Sejenak aku berfikir, ada apa dengan Taehyung? kenapa rasanya aneh. Entahlah, mendadak kepalaku pening.

"Youra, kau pulang saja bersama kami. Aku yakin Taehyung lupa menyuruh supirnya untuk menjemputmu." tawar Seokjin kepadaku.

"Tidak oppa, terimakasih. Aku akan pulang naik taksi saja." jawabku menolak secara halus.

"Tak apa Youra, terima saja. Lebih baik kau pulang bersama mereka. Itu jauh lebih aman." ucap Saerin memberiku saran.

Aku tersenyum miris. Bukankah lebih aman jika Taehyung bersamaku. Kenapa harus orang lain yang mencemaskanku, kenapa bukan Taehyung?

"Biar Youra pulang bersamaku. Taehyung baru saja menghubungiku." ucap Hoseok yang baru saja kembali, setelah mengangkat panggilan telepon di ponselnya. Bahkan Hoseok pun juga di hubungi.

Aku menatap ponselku miris. Merematnya kuat, karena tak ada satupun pesan dan panggilan masuk dari Taehyung untukku. Mencoba berbaik sangka dengan fikiranku, mungkin batrai ponselnya sedang habis, atau Taehyung tak sempat mencari-cari nomorku dan langsung menghubungi nomor ponsel siapa saja yang tertera.

"Baiklah. Jaga Youra dengan baik. Kau tau kan, Taehyung akan berbuat apa, jika istri kesayangannya kenapa-napa." ucap Namjoon menepuk pundak Hoseok menggodanya.

"Aku pasti akan mengantarnya pulang dengan selamat sampai apartemen." jawab Hoseok berlagak hormat dan mereka tertawa ringan.

"Baiklah. Aku dan Soojin akan kembali ke studio sekarang juga. Ada project dadakan yang harus kami kerjakan malam ini." ucap Yoongi meminta ijin.

"Benarkah? kenapa harus sekarang, hyung. Kalian pasti lelah. Istarahat saja dulu." ucap Jimin bingung.

"Tidak, Jim. Waktunya hanya tiga hari dari sekarang. Menolakpun juga tidak bisa. Kami harus maksimal. Baiklah aku pamit. Ayo sayang." ajak Yoongi menggandeng tangan Soojin.

[M] DESIRE✅Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora