Thirty Four

6.5K 515 345
                                    

Enjoy reading...

Taehyung

Youra menyerah denganku, ia bahkan berniat untuk pergi meninggalkanku? Secepat itukah?

Apa perasaannya padaku tidak benar-benar tulus? Atau aku yang bodoh terlalu mempercayainya.

"Tidak bisakah kalian bicarakan semuanya dengan baik-baik? Kenapa harus kekanakan seperti ini, hyung?" ucap Jungkook terdengar protes. Langkah Youra yang semula berjalan pergi tiba-tiba terhenti.

"Apa lagi yang harus kami bicarakan. Jika dia ingin pergi, maka biarkan saja dia pergi. Aku jadi meragukan cintanya selama ini?" jawabku dengan remeh dan berdiri dari tempat dudukku.

"Jaga ucapanmu, Taehyung! Apa kau sudah lupa, jika Youra lah yang beberapa bulan terakhir ini selalu bersamamu. Dan sekarang, setelah apa yang kalian lalui bersama, kau meragukan cintanya? Wahh.. ini sungguh keterlaluan. Jangan sampai kau menyesal dengan apa yang kau ucapkan." kata Jimin mengingatkan.

"Tak apa Jim, aku tidak masalah jika Taehyung meragukan cintaku. Aku bahkan tak pernah sedikit pun meragukan cintanya. Justru yang aku ragukan adalah, entah sampai kapan cintaku untuknya akan bertahan? Aku tahu benar, hatinya begitu terluka dan semua masalah yang melukai hatinya itu berhubungan denganku. Aku dan kakakku sudah mengacaukan hidupnya. Tapi dia lupa, jika hatiku juga bisa hancur. Seperti saat ini, perlahan-lahan dia sudah menghancurkannya." ucap Youra menjelaskan dan mulai terisak.

Aku diam dan mendengarkan setiap kata yang Youra ucapkan. Aku sadar dia terluka bahkan mungkin sangat-sangat terluka.

"Jika dia memintaku untuk pergi dari hidupnya maka aku akan pasrah dan melakukannya. Aku pikir ini konsekuensi yang setimpal untukku. Karena kakakku, dia sudah terluka bertahun-tahun. Dia berhak membeciku, dia berhak mencampakkanku, dengan begitu semua terasa impas. Benar begitu kan, Taehyung?" ucapnya dengan gemetar.

"Jika kau sudah selesai berbicara, maka segeralah pergi! Aku tidak perlu menahanmu lagi, jadi lepaskan semuanya. Pergilah!" jawabku tegas dan menghembus nafas kasar.

"Ya.. aku akan pergi. Terimakasih sudah mengingatkanku." ucapnya terdengar pasrah.

Youra berbalik, berjalan mendekat ke arahku dan berdiri di hadapanku. Kami saling pandang beberapa saat sebelum akhirnya ia mendongak dan menempelkan bibirnya di bibirku kilat. Hanya saling menempel beberapa saat, hingga Youra lebih dulu melepasnya.

"Aku mencintaimu, Taehyung. Selamat tinggal." ucapnya terdengar begitu menyesakkan.

Aku bisa melihat air matanya yang jatuh sebelum akhirnya dia berbalik dan pergi menghilang di balik pintu bersama dangan Yongbin.

Sakit. Rasanya sakit sekali.

Ini bahkan terasa lebih sakit dari apa yang aku rasakan saat di khianati oleh Young Mi saat itu.

Youra benar-benar telah pergi dari apartemen ini. Aku bahkan hanya diam tak berkutik melihat kepergiannya tanpa ada sedikitpun niat untuk mencegahnya.

"Arghh.. Sial!" teriakku frustasi.

****

Pagi ini kantor sibuk seperti biasanya. Namun ada yang berbeda di meja sekretaris yang biasa Youra tempati.

Kosong.

Meja kerja Youra kosong. Dia tidak datang, atau bahkan tidak akan pernah datang lagi. Mungkin dia sudah benar-benar pergi.

Tok tok tok

Pintu ruanganku di ketuk. Aku mendongak, mendapati Jimin dan Jungkook tengah berjalan masuk dan mendekat ke arahku. Kemudian mereka berdua langsung duduk di kursi depan meja kerjaku.

[M] DESIRE✅Where stories live. Discover now