Thirty Two

6.6K 463 360
                                    

Enjoy reading..

Taehyung

Aku terkejut dan termenung sesaat. Mengingat apa yang Yoongi katakan waktu itu, jika dia melihat seorang pria pergi terburu-buru dengan wajah dan tubuh penuh luka. Apa itu benar kakak Youra, Lee Yongbin? Jika benar, berarti selama ini Yongbin tidak pernah pergi kemana pun, melainkan berada di kota ini dan dalam sekapan para renternir. Benar begitu kan? pikirku menebak.

"Yaa Taehyung, apa dia baik-baik saja? Dia mengalami luka-luka yang cukup serius. Apa kalian menyelamatkannya juga? Dia ada di rumah sakit mana sekarang? Tolong antar aku menemuinya." ucapnya bertanya dan penasaran.

"Kami tidak menemukan ciri-ciri pria yang kau sebutkan, tapi Yoongi hyung sempat melihat seorang pria pergi tergesa-gesa dengan wajah dan tubuhnya yang penuh lebam. Jadi apa benar dia kakakmu, Youra?" Jawabku ragu dan mencoba meyakinkan.

"Yongbin oppa pergi? Dengan kondisi seperti itu? Astaga, bagaimana keadaannya sekarang? apa lukanya sudah di obati. Apa dia baik-baik saja sekarang.. hikks oppa.." ucapnya terlihat begitu khawatir dan menangis.

"Kau begitu peduli dengannya meski kau tau dia sudah menjualmu kepada renternir. Kau terlihat begitu mengkhawatirkanya, Youra?" tanyaku penasaran.

"Seburuk apapun sifat dan prilakunya, dia akan tetap menjadi kakakku, menjadi saudaraku, meski aku kecewa padanya. Karena aku tau, hanya dia satu-satunya keluarga yang aku miliki sekarang." jawabnya terkesan pilu.

Aku berguling ke sisinya, menarik tubuhnya agar mendekat padaku. Memeluknya erat, sesekali mengusap kepala hingga punggungnya agar Youra lebih nyaman dan tenang. Youra membalas pelukanku tak kalah erat. Hingga beberapa saat kemudian, kurasakan hembusan nafasnya yang teratur di dadaku dan perlahan aku pun mulai ikut terpejam.

****

Youra

Hari ini aku bangun pagi sekali. Tidurku sedikit tidak nyenyak karena memikirkan keadaan Yongbin. Lalu pintu kamar terbuka, Taehyung keluar dengan pakaian rapi, memakai setelan jas warna hitam senada yang membuatnya semakin tampan. Ia berjalan menuju dapur dan menghampiriku yang sedang duduk sendiri di salah satu kursi ruang makan.

"Selamat pagi, Youra sayang." ucapnya menyapa dan mengecup keningku sekilas.

"Pagi juga, Taehyung." Jawabku dengan tersenyum. "Makanlah, aku sudah menyiapkannya untukmu?" ucapku menawarkan.

"Kau sendiri tidak makan? Kenapa piringmu kosong?" ucapnya bertanya. "Apa kau masih memikirkan keadaan kakakmu itu?" ucapnya menebak.

Aku hanya menjawab dengan anggukan. Taehyung menggeser kursi dan meraih tanganku, dia menuntunku untuk duduk di atas pangkuannya. Mengusap pipiku lembut dengan sayang.

"Kau tenang saja, kita akan mencari kakakmu bersama-sama. Jangan terlalu khawatir, kau juga harus menjaga kesehatanmu agar bisa mencarinya." ucap Taehyung membujukku.

"Tapi aku tidak lapar Taehyung." jawabku menolak dan menunduk lesu.

Taehyung diam merespon. Namun selanjutnya, kulihat dia mengambil roti dengan potongan kecil dan menggigit salah satu sisinya. Wajahnya mendekat kearahku dan menempelkan sisi lain rotinya pada bibirku. Tangannya perlahan bergerak menyentuh leherku, sedikit memiringkan kepalaku dan menekan roti kecil itu ke dalam mulutku. Aku yang mengerti segera menerima suapan dari bibirnya.

"Wahh.. manja sekali kekasihku ini." ucapnya menggodaku. Taehyung mecubit hidungku dan tertawa gemas.

"Aku tidak manja Taehyung, kau saja yang memaksaku. Hmm.. tapi aku menyukainya." jawabku jujur dan menunduk malu-malu.

[M] DESIRE✅Where stories live. Discover now