34. Being A Daughter

765 60 0
                                    

Seingatku waktu aku mendapati Jody, mantan pacarku bermain-main dengan perempuan yang lebih cantik dan lebih seksi dariku beberapa bulan yang lalu, aku tahu aku kecewa. Kecewa dengan segala yang kumiliki, aku masih belum bisa membuat laki-laki itu setia padaku. Namun setelah dipikir-pikir lagi, rasanya aku layak mendapatkan predikat wanita terbodoh abad ini. Aku menulikan telingaku dari nasehat orang-orang di sekitarku tentang bagaimana busuknya laki-laki itu. Entah apakah yang kami miliki saat itu adalah cinta. Apakah cuma aku yang mencintainya? Ataukah aku hanya takut tidak ada orang yang mencintaiku dan memutuskan ingin mencintai siapa pun yang mau memperlakukanku dengan baik dan tidak meninggalkanku.

Aku mendapatkan yang kuinginkan.

Laki-laki yang selalu menuruti keinginanku. Tidak pernah menolak saat kuajak kencan, tidak melawanku saat aku ingin makan di mana dan di saat seperti apa, tidak menyelaku saat aku sedang PMS. Begitulah aku mengidealkan seseorang yang kuanggap laki-laki yang layak kucintai. Dan itu ada pada seorang Jody. Meskipun itu artinya 'jasa' nya untuk menjadi pacar idealku ternyata lebih mahal dari perkiraanku dan nyaris menghabiskan seluruh isi tabunganku. Namun saat itu kupikir bukan masalah besar. Selama Jody tidak mengkhianatiku, tentu saja.

Sebelum aku menangkap basah dirinya yang mengencani perempuan lain, aku bertarung dengan sisi dalam diriku yang ternyata sudah sedemikian meracun.

Insecure.

Aku selalu merasa aku bisa melakukan semuanya seorang diri. Aku tidak suka bergantung pada orang lain. Tapi entah sejak kapan, setelah aku mengenal Jody dan aku merasa nyaman padanya, aku sedemikian takutnya ditinggalkan laki-laki seperti dia sehingga aku memenuhi semua keinginan materinya dengan cuma-cuma. Apa pun alasannya supaya aku tidak kesepian, aku akan memberikannya pada laki-laki itu. Ya memang sebodoh itulah aku. Aku nyaris tidak menyadarinya.

Hingga saat aku banyak menerima pesan aneh yang mengatakan pacarku selingkuh. Aku mati-matian tidak mempercayainya. Aku cukup percaya diri untuk itu, karena ... hey, seandainya kau bukan laki-laki miskin sekalipun, kau mungkin tetap akan iri dengan begitu mudahnya Jody mendapatkan apa pun yang diinginkannya. Jadi ya, aku percaya diri Jody tidak akan mengkhianatiku. Entah di belahan negara yang lain, tapi tidak di bawah hidungku dan di depan teman-temanku atau orang yang mengaku temanku.

Jadi ketika foto bergambar pacarku itu mesra dengan wanita lain tiba di ponselku. Aku terserang ketakutan hebat. Perasaan tidak aman itu, perasaan was-was yang menghantui itu ... baru sekarang aku tahu, aku mewarisinya dari Mama.

Pukul satu dini hari, aku mencoba mengumpulkan semua energiku yang tersisa untuk menjadi satu-satunya tempat untuk mamaku mencurahkan perasaannya, dan mungkin beberapa penyesalannya. Wanita yang melahirkanku itu, belum pernah aku mendengar suaranya serapuh malam ini.

"Sekarang kau tahu sebenarnya alasan Mama dan papamu bercerai, Rena. Mama benci mengakui ini. Mama sangat mencintainya sampai-sampai cinta itu menyiksa. Sulit bagi Mama mempercayai semua perkataan Papa, semua tindak-tanduknya sementara saat bersama Mama, papamu tidak pernah membantah, melawan atau mengkritik. Bahkan Mama pun tidak tahu apa papamu membutuhkan Mama."

Meskipun hanya kudengar lewat telepon, aku bisa mendengar nada penyesalan dalam tangisnya.

"Dia selalu punya caranya sendiri membuat Mama terluka."

"Ma, apa Papa pernah selingkuh?"

"Tidak."

"Apa Papa pria matre yang hanya mengincar harta Mama?"

"Hahh. Dia dari keluarga terpandang. Harta tidak pernah membuatnya silau."

"Lalu kenapa Mama memperlakukan Papa seperti itu?"

Diamond Sky in Edinburgh (TAMAT)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum