39. The Show

567 44 1
                                    

Sudah setengah jam lewat dari jadwal pertunjukan tapi aku merasa taksi yang kutumpangi sedang tidak ada keinginan kuat untuk ngebut. Oke, aku salah ... tidak ada taksi di Edinburgh yang suka memacu kencang-kencang kendaraan mereka. Kebiasaan penduduk yang santai dan tidak pernah terburu-buru dalam banyak hal sekali ini saja membuatku jengkel setengah mati. Sopir taksi ini perlu sekali-sekali belajar dari sopir taksi di Jakarta.

Dan aku mestinya berhenti membandingkan dua sopir taksi beda negara ini. Argghhh.

Taksi berhenti tepat di persimpangan utama Tollcross, Leven street, Midlothian. Aku berjalan sekitar tiga menit untuk sampai di ujung persimpangan. Seandainya saja aku masih berada di wisma, King's Theatre sangat dekat dengan wisma yang kami tinggali. Mungkin hanya beberapa menit jalan kaki. Segalanya jadi sangat lain tatkala aku harus berada di tempat ini dari bandara Edinburgh. Delay yang diperkirakan sampai pesawat berangkat hanya sekitar dua jam, dan sudah empat puluh menit waktu yang terbuang di dalam taksi. Gila.

Entah apa yang kuharapkan dengan kedatanganku ke gedung teater tua yang dibangun sejak tahun 1906 ini. Gedung yang di hari biasa menjadi tempat regular pertunjukan West End dan beberapa produksi drama Shakespeare ini seolah seperti mengharamkan kehadiranku. Jim jelas tidak mau melihatku lagi. Kira-kira bagaimana ekspresinya saat melihatku datang? Apa dia terkejut? Atau justru marah? Atau bahkan tidak peduli sama sekali.

Sudah terlambat untuk mempertimbangkan reaksi Jim. Kau datang untuk mengakhiri ini, Rena. Hatimu pasti akan tercabik-cabik sempurna namun setidaknya kau tidak punya ganjalan di dalam hati dan bisa memulai hidup yang baru.

Semoga.

"Renata? What are you doing, here?"

Aku menoleh ke arah sumber suara yang memanggilku saat aku baru saja tiba di foyer sebelum memasuki lobi theatre. Kyle!!! Ya Tuhan, aku belum pernah merasa bersyukur seperti sekarang ini saat melihat wajah wanita itu.

"Kyle ... aku ... "

"Oh my. Kau benar-benar datang kemari. Kupikir pesawatmu sudah berangkat dan meninggalkan Edinburgh."

"Ya seharusnya. Tapi delay karena urusan dan faktor cuaca membuat keberangkatan kami tertunda. Karena itu aku kemari."

"Ya Tuhan entah aku harus senang atau terkejut mendengarnya. Kalau begitu ayo cepat, kau harus didandani. Untunglah aku masih menyediakan gaun untuk penampilanmu malam ini."

Tanpa seizinku, seketika Kyle menggapai lenganku dan menariknya terburu-buru.

"Tapi, Kyle ... bagaimana dengan Jim? Dia tidak akan suka jika melihatku lagi."

Seketika Kyle berbalik menghadapku dengan tiba-tiba. Otomatis aku memberhentikan langkahku karena tubuh kami hampir bertumbukan.

"You don't understand, do you? He wasn't serious about what he said to you. He needs you. Kalau saja aku bisa memainkan cello, aku dengan senang hati menggantikanmu, meskipun bukan itu keinginannya."

"A-apa maksudmu?"

Wanita itu menghela napas.

"Aku tidak tahu, Rena. Baru saja aku melihatnya tertidur karena sedikit mabuk di ruang ganti. Aku tidak tahu apa sebabnya, pertunjukan hari ini sepertinya membuatnya sedikit tertekan. Kami tahu dia masih belum siap menerima kenyataan bahwa Jane sudah meninggal dan pertunjukan ini dimaksudkan untuk memberikan tribute atas karya terakhir Jane. Dia bisa melalui hingga sampai pementasaan saat ini karena kau yang membujuknya dan kau selalu di sampingnya."

Aku terdiam. Aku tidak menyangka Kyle mengetahui situasi di antara kami. Kukira dia cuma wanita cuek yang hanya peduli soal penampilan dan nafsu belaka.

Diamond Sky in Edinburgh (TAMAT)Where stories live. Discover now