Epilog

23.5K 1K 83
                                    

CALIX :

Kenapa harus ada akhir yang menyedihkan dalam mimpi ini?
Kenapa kisah cinta dihidupku selalu berakhir menyedihkan?

Seolah-olah aku memang tak pantas untuk dicintai dan mencintai seseorang. Dulu cinta pertamaku pupus begitu saja. Sekarang justru berakhir dengan kematiannya yang bagai menghancurkan duniaku.

Aku tertawa kecil melihat betapa tidak beruntungnya diriku saat ini. Semua orang perlahan-lahan meninggalkanku sendirian di depan nisan istriku, Gayatri. Aku masih tetap terdiam memandanginya.

'Apakah ini nyata? Ini hanya mimpi 'kan?' tanyaku dalam hati.

"Bangunlah, Calix!"

Namun tiba-tiba ada yang membalas pertanyaanku. Aku menengok kebelakang dan di sekelilingku. Tidak ada siapapun di pemakaman ini.

"Bangun, Calix! Bangun dari mimpi burukmu!" suaranya semakin terdengar nyaring ditelingaku. Suara itu semakin mengusikku.

Aku berdiri tegak, dan seseorang menepuk-nepuk pundakku hingga aku terbangun dari mimpi buruk. Yang pertama kali aku lihat adalah Gayatri. Dia terlihat khawatir kepadaku. Disekelilingnya ada Bunda, Ayah, dan kakak-kakak Gayatri yang mengelilingiku tengah tertidur di ranjang Gayatri.

Gayatri menyentuh pipiku dengan lembut. Jari-jarinya terlihat sangat pucat. Dia terlihat sangat lemah, namun tetap berusaha untuk tersenyum didepanku. Seolah-olah tidak terjadi apapun padanya.

Aku genggam tangannya dengan erat. Memastikan ini bukan mimpi. Gayatri masih hidup. Dia tidak meninggal.

"Ini benar kau, sayang?" tanyaku.

Gayatri mengangguk pelan. Dia meneteskan air matanya. Aku menghapus air matanya. "Jangan menangis. Abang Calix akan selalu bersama disini. Kau baik-baik saja 'kan?"

"Aya baik-baik saja. Setelah koma selama 1 bulan dia harus banyak istirahat. Syukurlah jantung barunya cocok dengan tubuhnya," sahut Ega.

"Tidak perlu khawatir, Aya adalah orang yang kuat. Benar 'kan apa yang aku katakan?" imbuh Hasan.

Aku mengangguk, dan menatap kembali Gayatri masih terlihat lemah. Berarti kematian Gayatri hanya mimpi. Ah, akhirnya aku bisa bernafas lega. Aku kira mimpi itu benar-benar nyata.

"Sekarang kau istirahat dulu. Setelah itu kau bisa bertemu anak kita, Keenan," ucapku. Gayatri mengangguk. Aku berikan kecupan hangat di keningnya.

"Cepatlah sembuh. Aku merindukanmu, Gayatri ...."

***

Beberapa minggu kemudian,

Akhir-akhir ini aku sangat suka melihat Gayatri menyusui Keenan. Bayi kecil ini senang sekali mengambil jatah daddynya. Keenan bisa habis dua susu Gayatri satu jam. Dia bahkan tidak memberikanku kesempatan untuk mencobanya. Walaupun hanya sedikit.

"Sayang, masih lama menyusui Keenan?" tanyaku tidak sabar.

"Sabar, ya. Mohon untuk mengantri," jawab Gayatri. Lalu menyentil keningku dengan keras.

"Abang udah gede! Jangan gitu mulu ah. Nanti juga ada waktunya sendiri. Sekarang giliran Keenan," imbuhnya.

"Kenapa Keenan terus sih, sayang!" rengekku manja.

Aku guling-guling tidak jelas diatas ranjang. Lalu memperhatikan kembali betapa indahnya pemandangan Gayatri menyusui Keenan. Aku memang harus ekstra bersabar demi mendapatkan jatahku kembali.

Setiap malam Keenan selalu menangis ingin tidur bersama ibunya. Sementara aku harus tidur jauh dari Gayatri. Keenan sepertinya sangat anti dengan  daddy nya. Dia tidak ingin melihat daddy nya bahagia walaupun sejenak.

Annoying Little Wife [TAMAT]Where stories live. Discover now