21 | Keenan

32.4K 1.6K 37
                                    

Silakan ditonton jika video diatas berfaedah bagi anda.
ANAK DIBAWAH UMUR DILARANG LIHAT VIDEO DIATAS! VIDEO 18++

enjoy... Maaf baru bisa update...
Mungkin cerita ini akan pendek-pendek per-part nya.

Mohon pengertiannya, kesehatan mental author sedikit terganggu akhir-akhir ini🥴 tapi tetep berusaha untuk tetap produktif menulis. Semoga kalian mengerti.
Hehehe...

___________

CALIX :

Aku terbangun saat ayah menepuk pundak ku pelan. Ayah membangun ku karena aku telah ketiduran diatas sofa. Tubuhku terasa sangat pegal. Pahaku terasa kebas, karena Gayatri juga ketiduran diatas paha ku.

"Nak Calix, sudah sore," ucap Ayah. Aku kaget, dan membangunkan Gayatri untuk ku ajak pulang ke rumah. Sebenarnya aku ingin pulang setelah makan siang, tapi malah ketiduran di sofa.

"Gayatri, Bangun."

Gayatri tidak kunjung bangun, malah memelukku semakin erat. Aku sedikit malu karena sikap manja Gayatri ditonton oleh Ayah dan kakak-kakaknya. Gayatri memang pandai membuat ku malu.

"DAH LAH! JOMLO BISA APA!" Ucap Ega lalu pergi begitu aja. Lalu Hasan mengikutinya. Ayah bertanya kepada Ego apa yang terjadi dengan Ega.

"Kakakmu kenapa?" Tanya Ayah.

"Minta kawin kali. Tau ah! Ego juga sebel liat mereka!" Ucap Ego lalu pergi. Aku merasa tidak enak dengan kakak-kakak Gayatri.

Akhirnya aku lepaskan pelukan Gayatri. Membopong tubuhnya menuju mobil. Menidurkan nya di jok belakang.

"Ayah, Saya dan Gayatri pulang dulu. Maaf sudah merepotkan. Lain kali saya tidak akan membiarkan kejadian ini terjadi lagi."

"Baguslah. Jaga anak ku dengan baik, Nak Calix."

Aku membalasnya dengan senyuman. Dan beranjak pergi dari rumah Ayah menuju rumah ku bersama Gayatri. Selama perjalanan, aku melirik Gayatri dari kaca spion mobil. Dia belum juga terbangun. Gayatri memang seperti kerbau saat tidur.

Perjalanan akan sangat melelahkan, karena kita terjebak macet. Inilah yang tidak aku sukai dari Jakarta. Sering sekali aku terjebak macet. Aku harus sabar beberapa tahun lagi. Setelah itu aku bisa pergi dari sini. "Sabarlah ini semua akan cepat berlalu, Calix."

Tiba-tiba aku terjungkat kaget, karena Gayatri bangun dan mengagetkanku. Menepuk pundak ku dan berteriak keras. Padahal dia baru saja bangun tidur. Apa dia tidak merasa pusing? Baru bangun tidur kelakuannya sudah lincah.

"ABANG! LIHAT ITU!"

"Ya Tuhan, Gayatri! Kau mengagetkanku!"

"Maaf," ucapnya sambil menunjukkan deretan giginya yang rapi. Lalu dia menunjuk-nunjuk sebuah mobil bak yang berhenti di pinggir jalan. Mobil itu terlihat menjual beberapa jenis hewan.

"Aku mau kucing— bolehkah?"

Aku memikirkannya sejenak, apa sisi positifnya jika Gayatri memelihara kucing itu. Dan apa dampak positifnya bagi ku. Selama ini aku tidak pernah memelihara hewan. Aku khawatir Gayatri tidak bisa merawatnya dengan baik. Kasihan jika hewan itu mati.

"Janji kau akan merawatnya dengan baik?"

Gayatri mengangguk antusias. "JANJI!"

"Oke, kamu boleh beli. Turun mobilnya hati-hati," ucapku. Gayatri tersenyum bahagia. Lalu pindah duduk ke depan. Mengulurkan tangannya kepadaku, "Minjem uangnya dong. Nanti sampai rumah aku ganti."

"Nggak usah diganti. Kamu nggak pernah minta uang. Hitung-hitung ini uang jajan kamu," ucap ku. Tanpa banyak bicara Gayatri mendekatkan wajahnya kepadaku. Mencium pipiku hangat.

"Terimakasih."

Sebelum aku berfikir aneh-aneh, aku segera mengambil dompet dan mengeluarkan uang cash yang baru saja aku ambil tadi sekalian membeli makan siang. Untung saja aku punya uang cash. Jarang sekali aku punya uang cash.

Aku memberikan Gayatri beberapa lembar uang ratusan rupiah. Gayatri tersenyum girang, dan langsung keluar dari mobil. Berjalan dengan hati-hati ditengah-tengah kemacetan ini. Sementara aku tetap menunggu di mobil. Macet kali ini lumayan parah, mobilku bahkan hampir tidak bergerak maju.

Walaupun didalam mobil aku tetap memperhatikan Gayatri yang tidak jauh. Dia sedang kebingungan memilih kucing. Hingga dia membayar kucing pilihannya. Lalu kembali ke dalam mobil dengan selamat.

Melepaskan kucing yang baru dia beli dari kandangnya. Menyodorkan nya didepan wajahku.

"Halo, Papa! Aku Keenan," ucap Gayatri yang dibuat-buat seimut mungkin.

"Jauhkan kucing itu dari wajahku Gayatri, aku sedang menyetir."

"Iya deh. Maaf. Soalnya aku seneng banget akhirnya punya anak dari kamu!" Ucap Gayatri.

Aku langsung terbatuk-batuk. Apa dia bilang? Anak dariku. Sejak kapan kita melakukan hubungan itu? Tadi malam kita gagal melakukannya. Dan sekarang aku mensyukurinya. Bagaimana aku bisa berfikir bisa bercinta dengan Gayatri. Aku sudah gila tadi malam.

"Abang nggak apa-apa kan? Kok batuk?" Tanya Gayatri.

"Apa katamu tadi? Anak ku?"

"Kan tadi belinya sama uang kamu. Jadi Keenan jadi anak kamu juga. Lagian kita kan udah nikah. Belajar aja dulu ngerawat anak kucing, kalo udah handal bisa ngerawat anak kita beneran."

"Oke, terserah dirimu Gayatri."

Aku tidak terlalu banyak menanggapi nya. Dan fokus menyetir saja. Karena jalanan tidak lagi macet. Aku mau pulang ke rumah dengan aman dan cepat. Jika aku terus berdebat dengan Gayatri, aku tidak akan sampai rumah.

 Jika aku terus berdebat dengan Gayatri, aku tidak akan sampai rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Annoying Little Wife [TAMAT]Where stories live. Discover now