41 | Pindah Hotel

25.3K 1.7K 144
                                    

AYA :

Bulek Sarmi nyiapin banyak makanan khas Jogjakarta buat Abang Calix. Semuanya ada di meja makan. Dari mulai; Gudeg, krecek, nasi tiwul, tengkleng, sate, soto, dan masih banyak lagi. Abang Calix sampai bingung mau makan yang mana dulu.

"Loh, nak Calix ayo dimakan. Bulek masak semua ini buat kamu lho. Ini makanan asli Jogja. Nggak bakal ada yang seenak ini di Jakarta. Ayo dimakan," tutur Bulek Sarmi. Abang Calix mengangguk dan pilih makan krecek dulu.

Abang Calix agak kesusahan buat ambil kreceknya, otomatis gue langsung turun tangan sebagai istri yang baik mengambilkan nasi sama lauknya buat suami tercinta. Sengaja gue agak banyakin kreceknya. Soalnya ini makanan favorit gue kalo main ke rumah Bulek.

"Abang Calix cobain deh, krecek buatan Bulek Sarmi itu paling enak," puji gue.

"Benarkah?" Tanya Abang Calix.

"Tanya aja sama ayah. Benerkan yah?" Ayah mengacungkan jempol nya. Abang Calix tersenyum dan segera mencoba krecek buatan Bulek. Rasanya emang sedikit pedes, tapi nggak pedes-pedes amat kok. Jamin deh, Abang Calix bakalan suka.

Baru ngerasain satu suap, muka Abang Calix jadi aneh. Dia langsung minum air putih sampai segelas habis. "Rasanya nggak enak ya?"

Bulek Sarmi sama Ayah penasaran sama jawaban Abang Calix. Abang Calix kayak bingung gitu mau bilang apa. Terus gue cobain kreceknya, dan rasanya biasa aja. Justru lebih enak dari biasanya.

"Rasanya enak kok. Iya kan, Abang Calix?" Tanya gue.

Abang Calix tersenyum menimpali. "Iya ... Betul, rasanya sangat enak. Saya tidak bisa berkata apa-apa karena rasanya sangat enak. Masakan Bulek memang juara."

"Nak Calix bisa saja menyanjungnya. Masih banyak masakan yang lebih enak dari masakan Bulek. Sekarang kamu tambah lagi ya kreceknya. Nih, masih banyak," ucap Bulek sambil nambah kreceknya ke piring Abang Calix.

Tak lama kemudian Paklek Karto pulang. Paklek langsung ikut gabung makan bareng-bareng. Sambil dikit-dikit tanya-tanya Abang Calix. Apa kerjaannya, Bagaimana kehidupan Abang Calix selama di Amerika. Ya seputar hidupnya suami gue gitu.

"Nak Calix ada rencana balik ke Amerika?" Tanya Paklek Karto.

"Belum ada rencana untuk kembali ke Amerika. Lagipula saya tidak memiliki siapapun disana. Mungkin suatu saat saya akan mengajak Gayatri pergi ke Amerika," jawab Abang Calix terus genggam tangan gue. Tangannya pas banget sama tangan gue. Nunjukin ke semua orang kalau hubungan kita makin dekat.

"Tapi Nak Calix, Paklek sarankan kalau mengajak Aya istrimu pergi naik pesawat ... Jangan lupa untuk memberikan Aya obat mabuk perjalanan. Jaga-jaga kalau Aya mabuk diatas pesawat, soalnya dia belum pernah baik pesawat. Kan bisa ngerepotin kamu kalo dia muntah-muntah," ejek Paklek Karto mentang-mentang gue nggak pernah naik pesawat. Bulek Sarmi sama Ayah sialnya juga ikut ketawa.

Gue nggak suka jadi bahan tertawaan. Please, kenapa gue terus yang jadi bahan tertawaan. Tapi gue juga pura-pura ikut ketawa, padahal gue sebel juga.

"Tidak perlu khawatir, Paklek Karto. Saya akan selalu menjaga Gayatri," ucap Abang Calix yang semakin menyakinkan gue kalau Abang udah mulai berubah. Dari caranya bicara kelihatan kalau dia benar-benar serius.

Tiba-tiba Abang meremas genggaman tangan gue. Dia kelihatan nahan sesuatu. Wajahnya keluar keringat dingin. Terus ijin ke toilet.

"Saya ijin ke toilet dulu," ucap Abang Calix.

"Ayo Aya anterin. Kamar mandinya ada dibelakang rumah." Abang Calix mengangguk, terus gue anterin ke kamar mandi. Karena rumah Bulek Sarmi masih didaerah pedesaan dan ini juga dulunya bekas rumah jaman dulu, jadi kamar mandinya dibelakang rumah.

Annoying Little Wife [TAMAT]Where stories live. Discover now