3 | Abang Calix

36.9K 2.1K 62
                                    


AYA :

Yeay!

Akhirnya gue sama Abang Calix bakalan kawin! Eh, nikah maksud nya. Kalo bahasa kawin kayak gimana begitu. Gue seneng banget masa'.

Beruntung banget hidup gue bisa nikah sama cowok seganteng Abang Calix. Padahal selama hidup gue, gue nggak pernah pacaran. Sekali punya pacar dapet yang plus-plus. Udah ganteng, gagah, pinter, kaya pula. Kaya kejatuhan durian montong gue! Hahaha.

Apalagi kita bakal nikah sebulan lagi. Selama sebulan itu, gue bakal pedekate sama Abang ganteng. Tiap hari gue apelin deh.

Ayah makin sesek lihat kelakuan gue yang udah kaya orang gila. Joget-joget sendiri diatas kasur. Sambil memutar musik sekeras mungkin. Abang-abang gue, yakin pasti lagi gibahin gue di grub chat. Siapa coba yang nggak seneng dapet calon suami kaya Abang Calix.

"Ya Tuhan, Cahaya. Kamu itu ya! Udah kayak anak kecil. Kemarin ogah-ogahan nikah. Sekarang seneng banget. Kenapa hah? Cakep kan pilihan Ayah?" Ucap ayah.

Gue mengangguk senang.

"AYAH! CAHAYA SENENG BANGET! MAKASIH AYAH!" ucap gue lalu berhambur ke pelukan ayah. Jadi tambah sayang kalo gini. Ini adalah hukuman terbaik dari ayah. Dapet yang ganteng soalnya.

Ayah mengelus rambut gue. "Sekarang senengnya ditunda dulu ya. Kamu anterin sapu tangan Bunda Sumi. Tadi ketinggalan di sofa. Pasti Bunda Sumi lagi cari sapu tangannya."

"Berarti Cahaya ke-rumah Abang Calix nih? Sekarang?" Tanya gue antusias.

Ayah mengangguk. Senyum gue semakin merekah. Ah, Abang Calix tunggu adek Gayatri dirumah ya.

——

CALIX :

"CALIX! CEPET KESINI!"

"ADUH, MANA ITU ANAK BONGSOR! CALIX!"

Baru saja selesai mandi, Bunda sudah berteriak-teriak memanggil namaku. Aku bahkan belum memakai baju ku, langsung pergi menemui Bunda. Dengan handuk yang masih melilit di pinggang ku. Aku tidak perduli kalo ada yang lihat. Toh, dirumah ini cuma ada aku dan Bunda.

Bunda kelihatan kebingungan mencari sesuatu. Membongkar semua isi tas nya. "Bunda cari apa?"

"SAPU TANGAN KESAYANGAN BUNDA HILANG!"

Baru sampai, sudah kena semprot. Dikiranya aku yang menghilangkan sapu tangannya. Padahal aku sama sekali tidak pernah menyentuh sapu kesayangan bunda.

"Calix tidak tau Bunda. Bunda tidak usah terlalu memikirkannya. Nanti Calix belikan yang baru" ucapku simple. Tapi Bunda malah semakin marah. Malah mencubit perutku yang penuh dengan roti sobek.

"Sakit, Bunda" pekik ku.

"Jangan sembarangan bicara ya, Calix. Itu sapu tangan istimewa buat Bunda. Sapu tangan itu hadiah terakhir dari almarhum Papa kamu!" Ucap Bunda sambil menahan tangisnya. Aku tau perasaan Bunda saat ini. Pasti sangat sedih, karena sapu tangan itu hadiah dari Papa ku yang telah meninggal lima belas tahun yang lalu.

Aku memeluk tubuh Bunda. Supaya Bunda merasa lebih tenang. Bunda masih terbayang-bayang wajah Papa saat memberikan sapu tangan itu, dan menangis dipelukan ku.

"Calix...bagaimana kalau sapu tangannya tidak ketemu" ucap Bunda.

"Nanti Calix bantu cari, Bunda. Bunda jangan menangis terus"

Bunda mengangguk. Lalu membereskan isi dalam tasnya. Aku pun ingin memakai baju dulu, lalu membantu bunda untuk mencari sapu tangannya.

Sebelum aku dapat pergi memakai baju, tiba-tiba bel rumah berbunyi. Bunyinya berulang-ulang hingga terdengar seperti sebuah mainan bagi orang yang memencet nya. Aku geram, dengan orang jahil itu. Berani-beraninya bertamu tapi malah berbuat jahil.

Tulit.....tulit.....tulit....tututulililit.....lilit....

Aku membuka pintu dengan masih hanya menggunakan handuk dipinggang ku. Dan aku merasa sangat menyesal tidak memakai baju terlebih dahulu.

Sekarang didepan pintu rumahku, ada Gadis Ganjen ini lagi!

"Selamat malam, calon suami" sapanya penuh keceriaan. Aku benci ekspresi wajah nya yang seperti itu. Sok-sokan mengibaskan rambutnya yang cepak.

"Mau apa kesini malam-malam?" Tanyaku cuek.

Mata mesumnya malah gagal fokus dengan hal lain. Dia terlihat kaget melihat tubuh atletis ku yang hanya terbungkus handuk dipinggang. Matanya melihat tubuhku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Bibirnya terbuka, seakan ingin ngiler.

"YA AMPUN! ABANG CALIX! GAYATRI NGGAK KUAT!"

Kumat deh. Kumat sifat ganjen nya muncul lagi. Lagian kenapa dia kesini, padahal tadi sore aku baru saja main kerumahnya. Ini sudah malam, dia malah main kesini. Sendirian, dengan montor matic nya.

Tiba-tiba Gayatri pingsan begitu saja di hadapanku. Karena secara tidak sadar handuk yang menutupi tubuh bawahku, telah jatuh ke lantai. Sekarang aku telanjang bulat didepan Gayatri. Pantas saja dia langsung pingsan. Ah, merepotkan saja. Dengan sudah payah aku menyeret tubuhnya untuk masuk kedalam rumah.

Tapi kalau dipikir-pikir aku juga malu. Kita baru mengenal, tapi dia sudah melihat barang berharga ku. Dasar gadis ganjen! Awas saja nanti, ya.

Awalnya aku seret saja tubuhnya untuk masuk kedalam rumah. Aku malas harus susah-susah menggendong tubuh nya. Tapi setelah Bunda, tau kalau yang datang calon menantunya. Aku malah kena marah lagi.

"CALIX! Kamu itu apa-apaan sih! Kenapa Cahaya diseret! Habis kamu apain itu?"

"Dia pingsan tiba-tiba bunda"

"Ya digendong dong, Calix. Dia calon istri kamu lho! Cepet sana dibawa ke kamar kamu"

"Lho kamar aku? Kamar bunda aja"

"Dia itu calon istri kamu! CEPETAN SANA! kasihan Cahaya. Bunda cari minyak kayu putih dulu"

"Oke!"

Dengan berat hati aku menggendong tubuh kecilnya. Wajahnya tiba-tiba menempel di kulit dada ku. Aku merasakan bibirnya mencium dadaku pelan dan lembut. Rasa hangat seperti menjalar di seluruh tubuh ku.

Mengingatkan sentuhan seorang gadis yang pernah aku cintai. Hampir sama. Sama-sama membuat tubuhku yang dingin terasa hangat kembali. Perasaanku tidak enak dengan gadis ganjen ini.

Apa dia pura-pura pingsan?

Apa dia pura-pura pingsan?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Annoying Little Wife [TAMAT]Where stories live. Discover now