15 | Pertama Kalinya

52.4K 2K 148
                                    

Spesial for Gayatri Cahaya Indriani
Enjoy... Edited by Me 😁
Maaf kalo jelek, masih belajar.

Selanjutnya buat versi Calix, gimana?

_______

CALIX :

Aku menghela nafas berat sebelum benar-benar meninggalkan rumah Gayatri. Aku yakin dia pasti ingin pulang bersamaku. Tapi, kakak-kakaknya terus menghasutnya untuk tetap tinggal.

Gayatri beruntung memiliki kakak yang sayang kepadanya. Kakak-kakaknya sangat tidak suka dia terluka karena aku. Pukulan dari Hasan cukup menyakitkan juga. Sudut bibirku terasa perih, walau hanya sedikit darah yang keluar.

Sebelum aku melangkahkan kakiku untuk masuk kedalam mobil, pintu rumah Gayatri kembali terbuka. Ada Ayah Gayatri yang berdiri didepan pintu. Mencegahku untuk tidak pergi dulu.

"Nak Calix!"

Aku langsung menghampirinya. Bersalaman dan mengucapkan permintaan maaf ku. Kekacauan ini adalah salahku. Jika saja aku tidak mengijinkan Elisa untuk mampir ke rumah, Gayatri tidak akan salah paham. Soal ciuman itu, sungguh bukan aku yang menciumnya lebih dulu. Elisa yang menggodaku.

"Maafkan saya, ayah." Ayah mengajakku untuk masuk kedalam rumah.

"Ayo, masuk rumah dulu. Tidak enak dilihat tetangga, menantu sama mertua ribut didepan rumah," ucap Ayah. Dengan senang hati aku masuk kedalam rumah. Aku tidak memperdulikan tatapan tajam dari kakak-kakak Gayatri yang protes kepada ayahnya karena mengajakku masuk kedalam rumah.

"Duduk, Nak Calix." Aku mengangguk. Ayah duduk ikut duduk disamping ku. Sungguh aku dalam situasi yang canggung. Tidak pernah aku sedekat ini dengan mertuaku. Aku justru terlihat cuek biasanya.

Ayah berbicara kepadaku layaknya temannya. Menceritakan kisah cintanya dengan ibu Gayatri yang sudah meninggal dulu. Kisahnya tidak jauh beda dari kisah ku. Ibu Gayatri yang mengejar ayahnya terlebih dahulu.

Ibu Gayatri meninggal karena gagal jantung beberapa hari setelah melahirkan Gayatri. Aku merasa kasihan dengan Gayatri. Sejak kecil dia belum pernah bertemu ibunya. Pantas saja dia sangat manja dengan Bunda Sumi. Dia rindu dengan figur seorang ibu dalam hidupnya.

"Aya itu sejak kecil sering bergaul dan main sama abang-abang nya. Dia sifatnya kaya anak cowok dari pada anak cewek. Karena Aya tinggal di keluarga yang semuanya laki-laki. Abang-abangnya semua laki-laki, sepupunya juga laki-laki semua. Kalau pas reuni keluarga besar kami, jangan heran kalau anak gadisnya cuma Aya. Makanya sifatnya urakan, nggak bisa diatur. Keras kepala juga. Walaupun sifat dia kaya anak cowok, tapi hatinya lembut. Dia sebenarnya anaknya cengeng. Aya itu anak ayah yang paling istimewa." Ucap Ayah.

Ayah menepuk pundak ku. "Tolong jaga Aya. Dia terlihat kuat diluar, namun sebenarnya dia lemah. Memang wajar kalau pernikahan yang masih muda itu banyak masalah. Mungkin banyak penggoda juga—

ayah menepuk pundak ku saat mengatakan kata 'penggoda'. Salah satu alisnya terangkat ke atas. Apa Gayatri sudah mengatakan kepada ayahnya?

—Lebih baik diselesaikan dengan cara baik-baik. Jangan sampai terulang lagi, kalau terulang kembali ayah tidak akan segan-segan untuk memisahkan kalian. Cobalah untuk membuka hati satu sama lain. Saling mengerti dan menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Itu kunci hubungan tetap langgeng." Ucap Ayah. Aku mengangguk mengerti. Menundukkan kepalaku, memikirkan kata-kata apa yang harus kukatakan selanjutnya. Memang dalam masalah ini, aku yang paling bersalah.

Annoying Little Wife [TAMAT]Where stories live. Discover now