23 | Posesif

30.8K 1.8K 90
                                    

Mood author sedang baik.
Dengerin lagu diatas ya. Enak banget sumpah, buat yang suka aja. Nggak maksa. Wkwkwkw

____________

CALIX :

BUGH!

Elisa langsung pingsan dengan sekali pukulan. Gayatri tersenyum bahagia, sambil berkacak pinggang. Meniup kepalan tangannya dengan bangga. Sementara aku bergidik ngeri. Bagaimana bisa gadis ini sekuat itu? Gayatri memang gadis yang beda dari gadis yang lain.

"Gayatri?!" Pekik ku kaget.

"Abang tenang aja. Nanti juga bangun sendiri. Pukulan Gayatri belum seratus persen tadi. Abang penasaran mau coba yang seratus persen?"

Aku langsung menggeleng cepat. Mana mungkin aku mau dipukul istriku sendiri sebagai kelinci percobaan nya. Sudah, cukup Elisa saja. "Tidak perlu Istriku, Terimakasih."

"Sekarang aku pindahkan dulu Elisa ke kamar. Kasihan dia pingsan," lanjutku. Gayatri menggeleng, dan menahan lenganku.

"Jangan ditaruh dikamar! Nanti dia keenakan. Taruh aja di atas sofa!" Suruh Gayatri. Aku menurut saja, toh kalau aku melawan bisa saja aku terkena pukulannya. Sekarang aku terlihat takut dengan istriku sendiri.

Saat aku ingin mengendong tubuh Elisa. Gayatri kembali menahanku. "Nggak usah digendong juga kali! Seret aja udah!"

"Apa diseret? Kasihan Gayatri," ucapku.

"Udahlah, kalo Abang nggak mau biar aku aja. Minggir dulu ya sayangnya aku," ucap Gayatri mendorong tubuhku untuk mundur. Dengan kekuatan nya Gayatri menyeret tubuh Elisa naik ke sofa. Aku diam saja, tidak membantunya. Biar saja, sesuka hatinya. Setelah itu aku telpon dokter untuk datang ke rumah.

Tidak lama dokternya datang. Mengobati Elisa yang sudah siuman. Pukulan Gayatri hanya membuat pipi Elisa bengkak belum sampai berdarah. Itu mungkin karena kekuatannya belum seratus persen seperti yang dia katakan tadi. Elisa terus meringis kesakitan saat dokter memeriksa pipi nya.

Sementara Gayatri berdiri disamping ku. Menggenggam tanganku erat, sambil melihat Elisa yang diobati dokter. Gayatri memang tidak ingin aku dimiliki wanita lain. Gayatri sangat posesif kepadaku. Dan aku takut dia akan sangat terluka suatu saat jika aku meninggalkannya. Tuhan, apa yang harus aku lakukan?

"Aduh... Dokter pelan-pelan dong. Sakit tau!" Pekik Elisa mendapat sahutan dari Gayatri.

"Dasar lemah. Menang mulut doang. Sekali pukul langsung K.O," sahut Gayatri.

"Dasar gadis bar-bar. Bisa-bisanya sih kamu Calix menikah dengan gadis urakan, tomboy, nakal kayak dia! Mendingan juga aku."

Gayatri mengepalkan tangannya. Emosinya mulai tersulut. Namun aku menahan Gayatri untuk tidak bertindak lagi. "Sudah, Gayatri. Jangan marah lagi," Bisik ku. Dan Gayatri menurut untuk tidak memukul Elisa lagi.

"Udah deh, sekarang lo pulang aja sana! " Ucap Gayatri.

"Kalo aku nggak mau?" Elisa masih tetap saja mencari masalah dengan Gayatri. Kedua orang ini terus mementingkan ego mereka.

"Berarti lo gembel! Nggak punya rumah. Makanya nginep dirumah gue, Tante gatel."

Elisa mendorong tubuh Dokter yang sedang mengobatinya. Mendekati Gayatri dengan wajah penuh amarah. Ah, kapan pertengkaran ini akan berakhir. Aku harus tegas dengan mereka berdua.

"SUDAH CUKUP! GAYATRI MASUK KAMAR! ELISA KAU PULANG SEKARANG!" Perintahku. Elisa terus saja membantah.

"Tapi Calix—

Annoying Little Wife [TAMAT]Where stories live. Discover now