Prolog

75.9K 3.1K 112
                                    


GAYATRI CAHAYA INDRIANI, biasa dipanggil Cahaya atau Aya. Si gadis tomboi sibuk berkutat dengan tugas-tugasnya. Pernah terbesit dalam pikirannya, kalau dia salah jurusan. Seharusnya dia masuk saja ke jurusan teknik mesin. Bukan malah masuk jurusan guru SD. Sangat berbeda jauh dari sifat Aya yang paling tidak suka dengan anak kecil. Aya tidak pernah menyukai yang namanya anak kecil. Anehnya, Kenapa dulu dia pilih jurusan guru SD. Pikirnya, 'dari pada gue nggak kuliah. Jurusan apa aja deh, gue jabanin.'

Sekarang nasi sudah menjadi bubur. Mau tidak mau Aya harus menyelesaikan tugas-tugasnya. Supaya bisa segera main PS dengan ketiga kakak laki-lakinya. Aya memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat absurd akhlaknya. Aya adalah anak terakhir dari empat bersaudara. Kakak pertama dan keduanya kembar bernama, Ega dan Ego. Kakak ketiga namanya, Hasan. Mereka semua sudah lulus kuliah. Kakak kembarnya bekerja disalah satu perusahaan, sementara Hasan bekerja sebagai programmer. Dan, jika Aya dapat lulus. Dia akan menjadi guru. Pekerjaan yang tidak pernah Aya pikirkan dari dulu.

Padahal waktu SD, Aya ingin sekali menjadi dokter hewan. Naik kelas SMP ingin menjadi istri tentara. Menimang-nimang sifatnya yang semakin urakan dan tidak ada manis-manisnya, buat Aya berpikir untu membuka bengkel. Pernah kepikiran juga jadi polwan, pilot, istri orang kaya ganteng dan keren. Sekarang sudah jelas pekerjaannya nanti menjadi guru SD.

Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya. Aya langsung pergi ke ruang keluarga. Disana ada ketiga kakaknya yang bertengkar karena berebutan stick PS. Aya datang tiba-tiba mematikan PS, membuat ketiga kakaknya langsung emosi.

Menghajar adik kesayangannya dengan pukulan ringan. Ega menyekap tubuh Aya. Sementara Ego mencari bulu ayam yang baru saja dicabut dari ayam langsung. Sementara Hasan bertugas untuk menggelitik telapak kaki Aya.

"Hayo ... salah siapa gangguin orang main PS!" ucap Hasan sambil melancarkan aksinya.

"ABANG! GELI TAHU! BANGKE KALIAN SEMUA! HAHAHA...."

"Nggak peduli, Aya! Ayo! terus Hasan!" ucap Ega ikut ketawa saat menjahili adiknya.

"BANGKE KALIAN SEMUA! GELI TAU! ABANG!"

"Babi!"

"Anjing!"

"Geli, stop! Aya minta ampun!"

Teriakan Aya dapat memekikkan telinga siapapun yang mendengarnya. Teriakannya bercampur dengan suara tawanya yang tidak dapat berhenti karena menahan geli yang menjalar diseluruh tubuhnya.

Kejahilan kakak-kakaknya terhenti saat kepala keluarga datang sambil membawa golok. Ega langsung melepaskan Aya. Aya dan kakak-kakaknya langsung terdiam. Tidak ada berani berbicara jika sang ayah datang dengan membawa golok. Sekali tebas! Hilang sudah kepala mereka. Ayah mereka memang sangat galak dan tegas.

"Kalian itu sudah besar. Tapi kelakuan kaya anak kecil! Apalagi kamu Cahaya! Kamu itu perempuan. Bicaranya yang sopan! SEMUA MASUK KEDALAM KAMAR MASING-MASING! Kecuali, CAHAYA!"

Aya mengelus dadanya penuh kesabaran. Duduk didepan ayahnya dengan menundukkan kepalanya. Aya malas menantang ayahnya malam ini. Bisa-bisa dia tidak dikasih uang jajan selama seminggu.

"Aya, kau tahu 'kan kamu itu anak gadis ayah satu-satunya," ucap ayahnya lebih lembut dari tadi.

Siapa sangka, diam-diam kakaknya Hasan menguping pembicaraan Aya dengan Ayahnya yang terlihat serius. Hasan mendengar suatu hal yang dapat membuat heboh kakak kembarnya.

"Ayah akan jodohkan, Aya dengan anak teman Ayah. Aya nggak boleh nolak. Mungkin dengan menikah, Aya bisa merubah sikap Aya yang urakan. Ayah sudah angkat tangan menghadapi sifat Aya yang luar biasa nauzubillah. Besok calon suami kamu datang ke rumah. Dandan yang cantik. Jangan pakai celana sama kaos! Pakai dress yang ayah beliin," tutur Ayahnya lalu pergi. Sebelum itu menepuk pundak Aya.

Aya melongo tiba-tiba diberi kabar kalau dia akan dinikahkan, karena ayahnya sudah tidak kuat lagi menghadapi sifatnya yang urakan. Apalagi sebenarnya dress yang ayahnya belikan lima tahun yang lalu itu sudah tidak cukup dibadan Aya yang makin tumbuh besar.

Sementara itu, disebuah room chat anak-anak Ayah Dendi. Ribut membahas perjodohan Aya.

Anak-anaknya Ayah Dendi :

Hasan : Wahai calon jenazah!

Hasan : Pengguni neraka jalur prestasi...

Hasan : Cepetan read! Ah, dasar manusia kentang!

Ega : apaan sih! Kamar lo deket banget sama kamar gue. Ngapain chat sih!

Ego : (2)

Hasan : ada kabar mengejutkan! AYA BAKAL DINIKAHIN GARA-GARA AYAH UDAH NGGAK SANGGUP LAGI BUAT HADEPIN SIFAT AYA!

Ego : kalem slur. Capslock jembol.

Ego : *jebol. Typo slur.

Ega : gue kira jemb*tit

Hasan : Udah deh, jangan mulai otak mesum kalian!

Ega : kiamat udah! Udah! Hancur udah nanti calon bini nya Aya. Bisa setiap hari dibikin jantungan sama Aya.

Hasan : emang Aya bakal ngapain calon bininya?

Ego : btw, yang benar itu calon suami. Calon bini itu buat perempuan.

Hasan : bct

Ega : diem aje ya kembaran laknat ku. Cepat sono boker! Bau kentut lo bikin langsung kejang!

Ego : Halah ngaku aja lo suka nyiumin pantat gue. lo nggak inget waktu kita didalam perut berdua sering main pantat-pantaan.

Ega : mana inget kampret! Anak ajaib kalo lo inget.

Hasan : eh, ini bahas Aya. Kok jadi bahas kentut bang Ego sih

Ega : oh, iya lupa. Aya bakal tambah rusuh. Kita aja kadang suka males ngurusin sifat urakan nya. Bisa-bisa calon suami nya diajak ribut setiap malem.

Cahaya read.

Cahaya : BACOT KALIAN SEMUA! BUKANNYA TOLONG ADIKNYA MALAH DIGIBAHIN! AYA NGGAK MAU NIKAH MUDA! ABANG!

Ega : enak tau Aya nikah. Bisa skidipapap. Apalagi kalo calon suami Aya gede.

Cahaya : gede apanya bang?

Ega : adekku masih polos ternyata.

Ego : (2)

Hasan : mesumnya kumat. Udah Aya, tidur sana. Besok ketemu calon suami.

Cahaya : POKOKNYA NGGAK MAU NIKAH! BANTU BILANG KE AYAH DONG!"

Hasan : maaf adek kecilku. Kalo urusan sama ayah, abang nggak bisa bantu.

Ega : sama

Ego : sama (2)

Cahaya left the grub.

"Punya abang tiga, nggak ada yang bisa diandelin," batin Aya yang sedang dongkol. Mau tidak mau Aya harus menerima perjodohan ini.

Annoying Little Wife [TAMAT]Where stories live. Discover now