18 | Selangkah Lebih Dekat

33.9K 1.8K 43
                                    

CALIX :

Gayatri berulangkali memanggil namaku. Membuat tidurku terusik. Tangannya memukul pelan dadanya. Nafasnya seperti tersekat. Bibirnya yang pucat memanggil namaku pelan.

"Abang...,"

Aku langsung terbangun dari tidurku. Melihat kondisi Gayatri yang semakin memburuk. Badannya sangat panas. Tangannya menggenggam tanganku erat, seakan dia tidak ingin aku menjauh darinya.

"Sekarang kita ke rumah sakit! Aku panggil ayah dulu," ucapku. Namun Gayatri menahanku untuk pergi. Dia menggeleng cepat.

"Nggak usah. Aku udah biasa begini," Ucap Gayatri berusaha terlihat baik di depanku.

"Apa maksudnya?"

"Ambilin vitamin aku didalam nakas," ucap Gayatri. Aku mencari vitamin yang Gayatri katakan didalam nakas. Ternyata didalam nakas banyak sekali kotak-kotak vitamin atau mungkin ini obat.

"Abang...cepet!"

"Iya-iya"

Aku mengambilkan air untuk Gayatri ke dapur dan segera kembali kedalam kamar. Aku bahkan tidak merespon sapaan ayah Gayatri  yang sedang duduk santai di meja dapur.

"Nak Calix, selamat pagi."

Yang aku pikirkan sekarang adalah keadaan Gayatri. Baru kali ini aku melihat dia dalam keadaan selemah itu. Dia selalu menjadi gadis yang kuat dihadapan ku.

Aku bantu Gayatri untuk meminum vitaminnya. Perlahan-lahan tubuhnya semakin tenang. Nafasnya mulai teratur. Tinggal panasnya yang masih tinggi.

"Katakan jujur kepadaku! Sebenarnya apa yang terjadi kepadamu?" Tanyaku kepada Gayatri. Gayatri menggeleng, "Aku baik-baik saja."

"Lalu obat-obatan itu?"

"Itu bukan obat, itu vitamin."

"Aku tidak percaya, Gayatri."

"Tanya ayah kalau tidak percaya," ucap Gayatri memaksaku untuk percaya, walaupun aku tidak percaya. Aku akan mencari tau obat apa itu. "Baiklah, aku percaya."

Tak lama kemudian, ayah datang masuk kedalam kamar. Ayah terlihat khawatir namun tidak sepanik diriku.

"Sudah minum vitamin mu, Aya?" Tanya ayah kepada Gayatri. Gayatri mengangguk lalu menggenggam erat tanganku.

"Sudah tadi dibantu sama Abang Calix."

"Syukurlah, pantas saja tadi Calix terlihat sangat panik. Sampai ayah dicuekin. Sepertinya hubungan kalian selangkah lebih dekat," ucap Ayah sambil menepuk pundak ku.

"Sebaiknya kita ke rumah sakit, Gayatri. Demam mu semakin tinggi," ajak ku. Namun Gayatri tetap menolaknya.

"Benar kata suamimu Aya. Sekali-kali ayo ke rumah sakit. Kau selalu menolak jika ke rumah sakit. Sudahlah lupakan rasa trauma mu. Kesehatan mu lebih penting," ujar ayah. Gayatri tampak berfikir lalu memejamkan matanya.

"Sudahlah ayah jangan katakan hal itu, Aya mau istirahat."

Trauma? Apalagi yang Gayatri sembunyikan dariku. Kenapa aku sekarang terlihat seperti orang bodoh yang tidak tau apa-apa. Aku tidak tau apapun tentang kehidupan istriku. Selama ini aku terlalu masa bodoh dengan kehidupan Gayatri. Sebelum aku bisa bertanya kepada ayah, beliau sudah pamit pergi.

"Jaga Aya, ya. Ayah mau membuat sarapan untuk kalian." Lalu pergi meninggalkan ku bersama Gayatri.

Aku melihat wajah Gayatri yang tertidur damai. Dia terus menggenggam tanganku saat tidur. Sepertinya banyak sekali hal yang kau sembunyikan dariku, Gayatri. Kapan kau akan jujur kepadaku?

Annoying Little Wife [TAMAT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt