61 | Pergi

16.6K 1.1K 171
                                    

CALIX :

"Pak Calix, sepertinya istri anda harus segera melahirkan bayi-bayinya. Setelah itu kita bisa melakukan operasi transplantasi jantung," ucap dokter yang biasanya menangani Gayatri.

"Tapi dok, kehamilannya masih belum genap sembilan bulan. Apa tidak ada cara lain?" tanyaku.

Dokter menggeleng, "Maaf, Pak Calix. Jantungnya sudah berkali-kali mendapatkan serangan. Untuk menyelamatkan nyawa Bu Gayatri jalan satu-satunya adalah transplantasi jantung. Jika tidak segera dilakukan, Bu Gayatri dan bayi-bayinya tidak akan ter—

"Cukup dok! Jangan lanjutkan ucapan itu. Saya tidak ingin kehilangan istri dan anak-anak saya. Sekarang lakukan apapun untuk menyelamatkan istri dan anak-anak saya," ucapku memohon. Dokter mengangguk dan segera melakukan tindakan medis untuk keselamatan kepada Gayatri.

Aku harap ini adalah jalan yang tebaik agar Gayatri dan anak-anaknya selamat. Bunda Sumi datang dengan wajahnya khawatir. Beliau memberikan pelukan hangat kepadaku. Menguatkanku agar menjadi seorang suami dan ayah yang tegar.

"Calix, sabar. Ini memang sudah jalannya Gayatri. Dia perempuan yang kuat bisa bertahan sampai detik ini. Kau juga harus menjadi laki-laki yang kuat untuk mendampinginya. Sudah, jangan menangis," ucap Bunda Sumi menghapus air mataku.

Aku mengangguk, dan duduk didepan ruang operasi. Menunggu kedua malaikat kecilku lahir ke dunia.

Ketiga kakak Gayatri datang menghampiriku yang duduk merenung sendirian. Menanti kabar baik tentang anak-anakku. Mereka memukul pundakku untuk memberikan kekuatan.

"Jangan lemah jadi cowok. Lo harus bisa kuat buat kasih kekuatan sama Aya. Dia didalam sana sedang berjuang," ucap Ega.

"Apapun yang terjadi setelah ini, Tuhan telah memiliki rencana yang terbaik. Lo tahu, kenapa kita bertiga kelihatan biasa aja?" tanya Hasan, lalu duduk di sampingku. Merangkul pundakku.

"Sejak kecil Aya udah bolak-balik rumah sakit. Berkali-kali di vonis akan segera meninggal. Namun, buktinya sampai sekarang dia masih hidup. Dia orang yang kuat. Dia nggak akan mudah pergi gitu aja. Percaya sama gue," ucap Hasan.

"Terima kasih. Aku akan selalu menjaga Gayatri. Aku akan tetap kuat untuknya," ucapku tulus.

"Nah, gitu dong," ucap Ego.

Aku tersenyum tipis lalu kembali menatap pintu ruang operasi yang tidak kunjung terbuka. Hingga tak lama kemudian, pintunya terbuka salah satu perawat menyuruhku untuk masuk ke dalam.

Hasan memelukku erat, "Yang kuat! Jangan lemah. Gayatri bisa bertahan karena lo ada sama dia."

Aku mengangguk, dan menatap ayah Gayatri. Beliau mengangguk dan menyuruhku untuk segera masuk. Saat masuk ke dalam ruangan operasi. Aku melihat anakku berada didalam inkubator. Namun hanya satu yang ada didalam inkubator. Yang satu lagi dimana? Anakku dan Gayatri kembar.

Dokter menyerahkan bayi yang telah terbungkus oleh kain kepadaku. "Maaf, bayi perempuan Pak Calix tidak bisa kami diselamatkan."

Air mataku menetes. Aku melihat bayi kecil mungil yang berada di pelukanku telah tidak bernyawa. Wajahnya mirip dengan Gayatri. Maaf, Gayatri anak kita tidak bisa selamat.

Aku menarik nafas dalam. Lalu melihat keadaan Gayatri yang masih dalam pengaruh obat bius. Dia melirikku dan menangis tanpa suara. Jari-jari tangannya yang lemah bergerak pelan seakan menyuruhku untuk mendekat.

Aku segera mendekatinya. Memperlihatkan anak perempuan kita yang tidak bisa tertolong. Gayatri menangis, namun aku berusaha untuk menenangkannya. Aku cium keningnya lembut.

Annoying Little Wife [TAMAT]Where stories live. Discover now