2. Karina Puspita Ayu

4.5K 429 18
                                    

Surat cintaku yang pertama
Membikin hatiku melompat

Seperti melodi yang indah
Ada kata cintanya

Surat cintaku yang pertama
Membikin hatiku melompat

Seperti melodi yang indah
Ada kata cintanya

Padaku ....

Tidur Keenan terganggu karena suara keras musik yang menggema di rumahnya pagi-pagi. Sudah seperti hal yang biasa saat ibunya Gayatri menginap di rumahnya. Keenan selalu dibangunkan dengan suara musik diputar keras-keras. Ditambah suara panci dan wajan yang sengaja dijatuhkan berulang-ulang.

Keenan meremas selimutnya keras. Lalu bangun dari tidurnya di atas sofa. Beranjak pindah ke dalam kamarnya. Niat hati ingin pindah tempat tidur, Keenan malah disuguhkan adegan romantis ibu dan bapaknya. Mereka berdua asik menari-nari diatas ranjang layaknya lantai dansa.

"Bokap nyokap gue kenapa, sih. Umur udah tua masih kayak anak muda," batin Keenan kesal. Kepalanya terasa pening karena kurang istirahat. Keenan memilih pergi meninggalkan orang tuanya yang asik berduaan. Berjalan malas ke dapur untuk mengambil air putih.  Mengecek tudung saji diatas meja makan yang masih kosong. Tidak ada makanan apapun di dapur. Keenan kira ibunya akan membuat sarapan untuknya, ternyata malah asik pacaran dengan bapaknya.

Gayatri dan Calix datang ke dapur dan melihat Keenan duduk diatas meja makan sambil meminum air putih.

"Eh, anak ibu yang ganteng udah bangun," ujar Gayatri.

"Gimana nggak bangun. Ibu putar musiknya keras banget." Keenan turun dari atas meja. Berniat ingin mandi lalu pergi bertugas. Dia ada tugas untuk mengamankan demo mahasiswa nanti siang.

"Loh-loh kamu mau kemana, Keenan! Jangan pergi dulu!" Calix meminta Keenan untuk tidak pergi. Keenan sudah sangat hafal. Pasti bapaknya akan membahas tentang pernikahannya. Kenapa Keenan masih belum memiliki calon istri diusianya yang sudah matang untuk menikah. Bahkan teman-temannya sudah memiliki istri dan anak.

"Ada apa, pak? Keenan mau mandi. Ada tugas penting dari atasan Keenan," ucap Keenan malas. Menggaruk rambut kepalanya yang terasa gatal karena dia belum keramas.

"Ini masalah penting."

"Masalah pernikahan? Ah, nanti saja dibahas." Gayatri menjewer telinga Keenan kesal.

"Kalo bapaknya mau ngomong didengerin! Jangan langsung pergi. Jangan durhaka jadi anak," tegur Gayatri.

"Iya-iya. Masalah apa?" tanya Keenan kesal. Merasa waktunya terbuang sia-sia karena obrolan tentang pernikahan yang sama sekali tidak disukainya. Keenan belum ingin menikah. Bukan tidak akan menikah. Dia masih ingin menikmati masa bujangannya.

"Kau tahu 'kan Om Andrew tidak memiliki penerus. Otomatis perusahaan itu akan menjadi milikmu. Karena kamu satu-satu penerus dari Auster.corp. Dan sudah seharusnya perusahaan ini kamu pimpin." Entah kenapa Keenan merasa tidak suka dengan obrolan ini. Dia masih ingin menjalani pekerjaannya sebagai abdi negara. Mengurus perusahaan bukan cita-citanya sejak kecil.

Dengan tegas Keenan menolak. "Tidak. Keenan tidak ingin perusahaan itu!"

"Kenapa, Keenan? Lalu bagaimana dengan perusahaan keluarga kita? Coba pikirkan matang-matang dulu. Jangan langsung mengambil keputusan," tutur Calix.

Gayatri meraih tangan anaknya. "Pikirkan dulu, jangan langsung menolak," imbuh Gayatri.

Keenan melepaskan genggaman tangan ibunya dan tetap kekeuh dengan pendiriannya. Dia tidak ingin mengurus perusahaan turun temurun itu. Lebih baik dia pergi turun ke jalan mengamankan demo mahasiswa daripada terjebak dalam ruang rapat bersama orang-orang kaku.

Annoying Little Wife [TAMAT]Where stories live. Discover now