14.

1.6K 176 5
                                    


"Bye, Son!"

Gua melambaikan tangan gua di depan batu nisan Sonia, lalu beranjak dari makamnya tersebut. Hati gua lega banget setelah datang ke makam mama dan Sonia hari ini, walaupun cuma sebentar.

Gua jadi teringat kata Darby waktu itu, dia bilang kalo bukan pacarnya Sonia yang ngehamilin Sonia waktu itu. Entah siapa bajingan yang berani nyentuh Sonia.

"Sayang." Gua memanggil ke Wonwoo setelah gua dan Wonwoo masuk ke dalam mobil.

"Ya?"

Gua menarik nafas dalam-dalam sambil memasang sabuk pengaman. Jujur aja gua agak ragu ngomongin masalah ini ke Wonwoo. Gua nggak tau tanggapannya bakalan kayak gimana.

"Kata Darby waktu itu, yang hamilin Sonia bukan pacarnya." Kata gua.

Mata gua melirik Wonwoo yang hanya diam dan fokus menyetir. Kenapa dia harus diam kayak begitu sih? Kan gua jadi deg-degan kalo dia cuma diam kayak begitu.

"Terus?" Tanyanya santai.

"Maksud aku kan kalo misalnya si bangsat itu nggak nyentuh Sonia, mungkin akhirnya nggak bakal kayak begini. Mungkin aja dia masih ada di sini." Kata gua.

Dari raut wajah Wonwoo, dia masih keliatan bener-bener santai. Tapi, gua sama sekali nggak tau apa yang ada di dalam pikiran dia.

"Yaudah, mungkin udah jalannya kayak begitu." Kata Wonwoo.

Gua menyerah dan memilih untuk diam karna gua tau gua nggak bakalan menang melawan Wonwoo. Ada baiknya kalo gua diam aja.

Wonwoo menyalakan radio untuk memecahkan keheningan di dalam mobil. Suasananya mendadak nggak enak setelah ngomongin soal Sonia. Topiknya emang sedikit sensitif.

"Kalo dia masih di sini, mungkin sekarang nggak ada Evie." Kata Wonwoo.

Gua terdiam mendengar kata-kata Wonwoo barusan. Ya mungkin bener, emang udah jalannya kayak begini.

"Nggak usah dibahas lagi." Kata Wonwoo.

Tiba-tiba gua merasakan tangan Wonwoo yang menarik tangan gua lalu mengecup punggung tangan gua tersebut. Gua yang tadinya sempat emosi akhirnya langsung luluh saat Wonwoo bersikap manis sama gua.

"Pikirin masa depan aja. Masalah itu nggak bakal mempengaruhi masa depan kita. Aku nggak mau karna masalah itu doang malah jadi beban pikiran kamu." Kata Wonwoo.

"Inget anak kita di dalem perut kamu." Lanjutnya.

Gua menunduk dan memgusap-usap perut gua yang sudah lebih besar dari bulan lalu. Kandungan gua udah mau masuk tiga bulan dan gua harus menjaga kesehatan kandungan gua.

Dari kemaren-kemaren gua terlalu banyak beban pikiran dan tenaga. Sekarang gua harus jaga kesahatan gua demi kandungan gua ini. Gua nggak mau nantinya jadi kenapa-kenapa.

"Di rumah ada siapa?" Tanya Wonwoo.

"Cuma Kak Sowon sama anak-anak." Jawab gua.

"Nanti langsung aja ya biar nggak lama." Kata Wonwoo, gua hanya mengangguk.

Wonwoo memarkirkan mobilnya di depan rumah lalu gua buru-buru turun untuk mengambil Evie yang masih ada di dalam sana.

Dengan cepat gua menghampiri Evie yang ada di kamar Gavin. Di dalam sana ada Kak Sowon yang sedang menjaga Gavin dan Evie tidur siang.

"Aku langsung, ya. Kakak hati-hati ya di rumah. Takut ada orang lain masuk gitu." Kata gua sambil mengangkat Evie yang sedang tertidur pulas ke gendongan gua.

✔️Marriage // Jeon WonwooWhere stories live. Discover now